Selasa, 23 September 2008

BAB 3 PENYAKIT SOSIAL SEBAGAI AKIBAT PENYIMPANGAN SOSIAL DAN UPAYA PENCEGAHANNYA

PETA KONSEP

Penyimpangan sosial

Bentuk penyimpangan

Di keluarga Di masyarakat

Berdasarkan kadar

penyimpangan

* Penyimpangan primer

* Penyimpangan

sekunder

Berdasarkan sifatnya

* Penyimpangan

positif

* Penyimpangan

negatif

Berdasarkan pelaku

* Penyimpangan individu

* Penyimpangan kelompok

* Penyimpangan campuran

Menimbulkan bebagai bentuk penyakit

sosial dalam masyarakat

Upaya pencegahan perilaku

menyimpang di lingkungan rumah,

sekolah dan masyarakat

BAB 3 PENYAKIT SOSIAL SEBAGAI AKIBAT

PENYIMPANGAN SOSIAL DAN UPAYA PENCEGAHANNYA

Kita tentunya menginginkan suatu kehidupan yang harmonis,

selaras, dan sesuai dengan tatanan sosial yang berlaku. Akan tetapi,

di kehidupan masyarakat yang majemuk seperti sekarang ini, hal

tersebut sangatlah sulit dijumpai. Bahkan dapat dikatakan bahwa

kondisi masyarakat yang harmonis dan selaras tersebut hanyalah

sebatas angan-angan belaka, karena tindakan penyimpangan sosial

pasti selalu ada, meskipun bentuk penyimpangan yang terjadi

tersebut sangat kecil atau ringan. Sebagai contoh dalam kehidupan

sehari-hari kita sering melihat orang yang tidak tertib dalam berlalu

lintas, berbagai tindak kejahatan, dan lain sebagainya. Berbagai

bentuk penyimpangan sosial dan upaya pencegahannya dapat

kalian pelajari pada pembahasan berikut ini.

PENYAKIT SOSIAL SEBAGAI

AKIBAT PENYIMPANGAN

SOSIAL DAN UPAYA

PENCEGAHANNYA

3

BAB

A. Perilaku Penyimpangan

Perilaku penyimpangan (deviasi sosial) adalah semua bentuk

perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada.

Perilaku penyimpangan dapat terjadi di mana saja, baik di keluarga

maupun di masyarakat. Menurut G. Kartasaputra, perilaku

penyimpangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang yang tidak sesuai atau tidak

menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di

masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak.

1. Hal-Hal yang Memengaruhi Terjadinya Perilaku

Penyimpangan

Terjadinya perilaku penyimpangan dapat dipengaruhi oleh halhal

berikut ini.

a. Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam memahami

dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku di

masyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil

proses sosialisasi yang tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak

bisa membedakan hal-hal yang baik ataupun yang buruk, benar

atau salah, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya.

b. Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik, misalnya

lingkungan yang sering terjadi tindak penyimpangan,

seperti prostitusi, perjudian, mabuk-mabukan, dan sebagainya.

c. Proses bersosialisasi yang negatif, karena bergaul dengan para

pelaku penyimpangan sosial, seperti kelompok preman,

pemabuk, penjudi, dan sebagainya.

d. Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang dirugikan melakukan

protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan

anarkis.

2. Bentuk-Bentuk Penyimpangan

Penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

dilihat berdasarkan kadar penyimpangannya dan dilihat berdasarkan

pelaku penyimpangannya.

a. Berdasarkan Kadar Penyimpangan

1 ) Penyimpangan primer

Penyimpangan primer disebut juga penyimpangan ringan. Para

pelaku penyimpangan ini umumnya tidak menyadari bahwa dirinya

melakukan penyimpangan. Penyimpangan primer dilakukan tidak

secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak

begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoretcoret

tembok tetangga, ataupun balapan liar di jalan.

Penyimpangan jenis ini bersifat sementara (temporer), maka

orang yang melakukan penyimpangan primer, masih dapat diterima

oleh masyarakat.

2 ) Penyimpangan sekunder

Penyimpangan sekunder disebut juga penyimpangan berat.

Umumnya perilaku penyimpangan dilakukan oleh seseorang secara

berulang-ulang dan terus menerus meskipun pelakunya sudah

dikenai sanksi. Bentuk penyimpangan ini mengarah pada tindak

kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, dan pencurian.

Penyimpangan jenis ini sangat merugikan orang lain, sehingga

pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau pidana.

b. Berdasarkan Pelaku Penyimpangan

1 ) Penyimpangan individu (individual deviation)

Penyimpangan jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa

campur tangan orang lain. Contohnya seorang pejabat yang korupsi,

oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap individu yang

memiliki suatu kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak

yang durhaka terhadap orang tua.

Dilihat dari kadarnya penyimpangan perilaku yang bersifat

individual, menyebabkan pelakunya mendapat sebutan seperti

pembandel, pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.

2 ) Penyimpangan kelompok (group deviation)

Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh beberapa orang yang secara

bersama-sama melakukan tindakan yang menyimpang. Contohnya

pesta narkoba yang dilakukan kelompok satu geng, perkelahian massal

yang dilakukan antarkelompok suku, ataupun pemberontakan.

Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk dikendalikan,

karena kelompok-kelompok tersebut umumnya mempunyai nilainilai

serta kaidah-kaidah sendiri yang berlaku bagi semua anggota

kelompoknya. Sikap fanatik yang dimiliki setiap anggota terhadap

kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku

yang menyimpang. Hal tersebut menyebabkan penyimpangan

kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan

individu.

3 ) Penyimpangan campuran (mixture of both

deviation)

Penyimpangan campuran diawali dari penyimpangan

individu. Akan tetapi, seiring dengan

berjalannya waktu, ia (pelaku penyimpangan) dapat

memengaruhi orang lain, sehingga ikut melakukan

tindakan menyimpang seperti halnya dirinya.

Contoh penyimpangan campuran adalah sindikat

narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi

yang berkembang menjadi amuk massa.

3. Sifat-Sifat Penyimpangan

Dilihat dari sifatnya, penyimpangan dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu penyimpangan

sosial yang bersifat positif dan yang bersifat negatif.

a. Penyimpangan yang Bersifat Positif

Penyimpangan yang bersifat positif merupakan

suatu bentuk penyimpangan atau perilaku yang tidak

sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang

berlaku, tetapi mempunyai dampak positif terhadap

dirinya maupun masyarakat. Penyimpangan ini

memberikan unsur inovatif dan kreatif sehingga

dapat diterima oleh masyarakat, meskipun caranya

masih belum umum atau menyimpang dari norma

yang berlaku. Misalnya, pada masyarakat yang masih

tradisional, perempuan yang melakukan aktivitas

atau menjalin profesi yang umum dilakukan oleh lakilaki

seperti berkarir di bidang politik, menjadi

pembalap, sopir taksi, anggota militer dan lain-lain

oleh sebagian orang masih dianggap tabu. Namun

hal tersebut mempunyai dampak positif, yaitu

emansipasi wanita.

b. Penyimpangan yang Bersifat Negatif

Penyimpangan yang bersifat negatif merupakan

penyimpangan yang cenderung mengarah pada tindakan yang

dipandang rendah, berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku

dan juga masyarakat. Bobot penyimpangan negatif dapat dilihat

dari norma-norma atau nilai-nilai yang telah dilanggar. Pelanggaran

terhadap norma-norma kesopanan dinilai lebih ringan dibanding

pelanggaran terhadap norma hukum. Contoh penyimpangan yang

bersifat negatif, membolos, pembunuhan, pencurian, korupsi, dan

sebagainya.

B. Berbagai Penyakit Sosial dalam Masyarakat

Segala tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilainilai

dan norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai

bentuk penyimpangan.

Penyimpangan bersumber dari pergaulan

yang berbeda (differential

association) yang dipelajari melalui

proses alih budaya. Individu yang

menyerap suatu subkebudayaan

menyimpang (deviant subculture)

dari kelompok-kelompok atau

lingkungan tertentu dalam

masyarakat akan cenderung

berperilaku menyimpang.

Jeli Jendela Info

Carilah artikel dan gambar dari beberapa media massa tentang bentuk-bentuk penyimpangan,

yang termasuk dalam penyimpangan individu, penyimpangan kelompok

maupun penyimpangan campuran. Susunlah dengan kelompok belajar kalian menjadi

satu buku kliping, dan serahkan kepada bapak/ibu guru!

Ajang Kreasi

Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut apabila terus berkembang akan

menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat. Adapun

bentuk-bentuk penyimpangan serta berbagai penyakit sosial yang

ada dalam masyarakat bermacam-macam. Berikut ini berbagai

penyakit sosial yang ada dalam masyarakat.

1 . Minuman Keras (Miras)

Minuman keras adalah minuman dengan kandungan alkohol

lebih dari 5%. Akan tetapi, berdasarkan ketetapan dari Majelis Ulama

Indonesia (MUI), setiap minuman yang mengandung alkohol,

berapa pun kadarnya, dapat dikategorikan sebagai minuman keras

dan itu diharamkan (dilarang) penyalahgunaannya. Adapun yang

dimaksud penyalahgunaan di sini adalah suatu bentuk pemakaian

yang tidak sesuai dengan ambang batas kesehatan. Artinya, pada

dasarnya boleh digunakan sejauh hanya untuk maksud pengobatan

atau kesehatan di bawah pengawasan dokter atau ahlinya.

Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat jamu atau minuman

tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras.

Sebenarnya, jika digunakan tidak secara berlebihan jamu atau

minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman

keras tersebut dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun, sangat

disayangkan jika jamu atau minuman tradisional yang dapat

digolongkan sebagai minuman keras tersebut dikonsumsi secara

berlebihan atau sengaja digunakan untuk mabuk-mabukan.

Para pemabuk minuman keras dapat dianggap

sebagai penyakit masyarakat. Pada banyak kasus

kejahatan, para pelaku umumnya berada dalam

kondisi mabuk minuman keras. Hal ini dikarenakan

saat seseorang mabuk, ia akan kehilangan rasa

malunya, tindakannya tidak terkontrol, dan sering

kali melakukan hal-hal yang melanggar aturan

masyarakat atau aturan hukum. Minuman keras juga

berbahaya saat seseorang sedang mengemudi,

karena dapat merusak konsentrasi pengemudi

sehingga dapat menimbulkan kecelakaan. Pada

pemakaian jangka panjang, tidak jarang para pemabuk

minuman keras tersebut dapat meninggal dunia

karena organ lambung atau hatinya rusak terpengaruh

efek samping alkohol yang kerap dikonsumsinya.

2. Penyalahgunaan Narkotika

Pada awalnya, narkotika digunakan untuk keperluan medis,

terutama sebagai bahan campuran obat-obatan dan berbagai

penggunaan medis lainnya. Narkotika banyak digunakan dalam

keperluan operasi medis, karena narkotika memberikan efek

nyaman dan dapat menghilangkan rasa sakit sementara waktu,

sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa sakit.

Pada pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan seorang dokter

ahli untuk mengetahui kadar yang tepat bagi manusia, karena obatobatan

yang termasuk narkotika mempunyai efek ketergantungan

bagi para pemakainya.

Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara sembarangan

tanpa memerhatikan dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun

dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup

serbuknya, disuntikkan, ataupun ditelan dalam bentuk pil atau

kapsul. Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf manusia,

bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zatzat

yang termasuk dalam kategori narkotika.

a. Heroin

Heroin adalah jenis narkotika yang sangat keras dengan zat

adiktif yang cukup tinggi dan bentuk yang beragam, seperti butiran,

tepung, atau pun cair. Zat ini sifatnya memperdaya penggunanya

dengan cepat, baik secara fisik ataupun mental. Bagi mereka yang

telah kecanduan, usaha untuk menghentikan pemakaiannya dapat

menimbulkan rasa sakit disertai kejang-kejang, kram perut dan

muntah-muntah, keluar ingus, mata berair, kehilangan nafsu makan,

serta dapat kehilangan cairan tubuh (dehidrasi). Salah satu jenis

heroin yang banyak disalahgunakan dalam masyarakat adalah putauw.

b. Ganja

Ganja mengandung zat kimia yang dapat memengaruhi

perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Dampak penyalahgunaan

diantaranya adalah hilangnya konsentrasi, meningkatnya denyut

jantung, gelisah, panik, depresi, serta sering berhalusinasi. Para pengguna

ganja biasanya melakukan penyalahgunaan ganja dengan cara

dihisap seperti halnya tembakau pada rokok.

c . Ekstasi

Ekstasi termasuk jenis zat psikotropika yang diproduksi secara

illegal dalam bentuk tablet ataupun kapsul. Jenis obat ini mampu

mendorong penggunanya berenergi secara lebih bahkan di luar

kewajarannya. Hal ini menyebabkan pengguna berkeringat secara

berlebih juga. Akibatnya, pengguna akan selalu merasa haus dan

bahkan dehidrasi. Dampak yang ditimbulkan dari pengguna ekstasi,

di antaranya diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala,

menggigil, detak jantung tidak teratur, dan hilangnya nafsu makan.

d. Shabu-Shabu

Shabu-shabu berbentuk kristal kecil yang tidak berbau dan

tidak berwarna. Jenis zat ini menimbulkan dampak negatif yang

sangat kuat bagi penggunanya, khususnya di bagian saraf.

Dampak yang ditimbulkan dari pengguna shabu-shabu di

antaranya penurunan berat badan secara berlebihan, impotensi,

sariawan akut, halusinasi, kerusakan ginjal, jantung, dan hati, stroke,

Bab 6 Penyakit Sosial sebagai Akibat Penyimpangan Sosial dan Upaya Pencegahannya 161

bahkan dapat diakhiri dengan kematian. Shabu-shabu dihirup

asapnya. Para pecandu biasanya mengonsumsi shabu-shabu dengan

menggunakan alat yang dikenal dengan sebutan bong.

e. Amphetamin

Amphetamin merupakan jenis obat-obatan yang mampu

mendorong dan memiliki dampak perangsang yang sangat kuat

pada jaringan saraf. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan

obat ini, di antaranya penurunan berat badan yang drastis, gelisah,

kenaikan tekanan darah dan denyut jantung, paranoid, mudah lelah

dan pingsan, serta penggunanya sering bertindak kasar dan

berperilaku aneh.

f. Inhalen

Inhalen merupakan salah satu bentuk tindakan

menyimpang dengan cara menghirup uap lem, thinner,

cat, atau sejenisnya. Tindakan ini sering dilakukan

oleh anak-anak jalanan yang lazim disebut dengan

ngelem. Penyalahgunaan inhalen dapat memengaruhi

perkembangan otot-otot sarat, kerusakan paru-paru

dan hati, serta gagal jantung.

3. Perkelahian Antarpelajar

Perkelahian antarpelajar sering terjadi di kota-kota besar

seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya. Perkelahian

tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau perkelahian

satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada yang

menggunakan senjata tajam serta dilakukan secara berkelompok.

Banyak korban berjatuhan, bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih

disayangkan lagi, kebanyakan korban perkelahian tersebut adalah

mereka yang justru tidak terlibat perkelahian secara langsung.

Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya karena salah

sasaran pengeroyokan.

Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan membawa dampak

psikis dan traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan pelajar.

Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas

mereka menjadi terhambat. Hal ini tentu saja membutuhkan

perhatian dari semua kalangan sehingga dapat tercipta suasana yang

nyaman dan kondusif khususnya bagi masyarakat usia sekolah.

4. Perilaku Seks di Luar Nikah

Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma

sosial, juga secara tegas dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang

ini dapat dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan yang

belum atau bahkan tidak memiliki ikatan resmi.

Narkotika dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu narkotika

alami dan narkotika buatan.

Narkotika alami misalnya ganja,

candu, dan kokain sedangkan

narkotika buatan atau sintesis

misalnya morfin, heroin, putauw,

dan shabu-shabu.

Jeli Jendela Info

5 . B e r j u d i

Berjudi merupakan salah satu bentuk penyimpangan

sosial. Hal ini dikarenakan berjudi mempertaruhkan harta

atau nafkah yang seharusnya dapat dimanfaatkan.

Seseorang yang gemar berjudi akan menjadi malas dan

hanya berangan-angan mendapatkan banyak uang dengan

cara-cara yang sebenarnya belum pasti.

Indonesia merupakan salah satu negara yang melarang

adanya perjudian, sehingga seluruh kegiatan

perjudian di Indonesia adalah kegiatan illegal yang dapat

dikenai sanksi hukum. Akan tetapi, dalam beberapa kasus,

aparat keamanan masih menolerir kegiatan perjudian yang

berkedok budaya, misalnya perjudian yang dilakukan

masyarakat saat salah seorang warganya mempunyai

hajatan. Langkah ini sebenarnya kurang tepat, mengingat

bagaimana pun juga hal ini tetap merupakan bentuk

perjudian yang dilarang agama.

6. Kejahatan (Kriminalitas)

Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan

melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya.

Sementara itu secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk

tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan

(immoril), merugikan masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar

hukum serta undang-undang pidana. Tindak kejahatan bisa dilakukan

oleh siapa pun baik wanita maupun pria, dapat berlangsung

pada usia anak, dewasa, maupun usia lanjut.

Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada masyarakat yang

mengalami perubahan kebudayaan yang cepat yang tidak dapat

diikuti oleh semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi

penyesuaian yang sempurna. Selain itu tindak kejahatan yang disebabkan

karena adanya tekanan mental atau adanya kepincangan

sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi

pada masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan

(kriminalitas) misalnya adalah pembunuhan, penjambretan,

perampokan, korupsi, dan lain-lain.

Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah, antara lain, lahirnya

anak di luar nikah, terjangkit PMS (penyakit menular seksual),

bahkan HIV/AIDS, dan turunnya moral para pelaku.

Buatlah kliping tentang bahaya NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat

adiktif lainnya) bersama kelompok belajar kalian! Artikel terbaik menurut penilaian

guru dapat dipasang di majalah dinding sekolah!

Ajang Kreasi

C. Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial

Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di masyarakat

akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat

pada umumnya.

1. Dampak Bagi Pelaku

Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh

seorang individu akan memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut

ini beberapa dampak tersebut.

a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan

serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan

dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.

b. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.

c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan

dosa.

d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.

2. Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat

Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang

lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di

antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.

a. Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan

dalam masyarakat.

b. Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial

yang berlaku di masyarakat.

c. Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi

keluarga pelaku.

d. Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur

perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.

Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku penyimpangan

sosial, baik terhadap pelaku maupun terhadap orang lain pada umumnya

adalah bersifat negatif. Demikian pula, menurut pandangan

umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat.

Namun demikian, menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang

tidak serta merta selalu membawa dampak yang negatif.

Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif

bagi kehidupan masyarakat.

Adapun beberapa kontribusi penting dari perilaku menyimpang

yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.

a. Perilaku menyimpang memperkokoh nilai-nilai dan norma

dalam masyarakat.

Bahwa setiap perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan

yang tidak baik. Dapat dikatakan bahwa tidak akan ada kebaikan

tanpa ada ketidak-baikan. Oleh karena itu perilaku penyimpang164

Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial

dalam Keluarga dan Masyarakat D.

an diperlukan untuk semakin menguatkan moral masyarakat.

b. Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan memperjelas

batas moral.

Dengan dikatakan seseorang berperilaku menyimpang, berarti

masyarakat mengetahui kejelasan mengenai apa yang dianggap

benar dan apa yang dianggap salah.

c. Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan menumbuhkan

kesatuan masyarakat.

Setiap ada perilaku penyimpangan masyarakat pada umumnya

secara bersama-sama akan menindak para pelaku penyimpangan.

Hal tersebut menegaskan bahwa ikatan moral akan mempersatukan

masyarakat.

d. Perilaku menyimpang mendorong terjadinya perubahan sosial.

Para pelaku penyimpangan senantiasa menekan batas moral

masyarakat, berusaha memberikan alternatif baru terhadap

kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya perubahan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang

yang terjadi saat ini akan menjadi moralitas baru bagi

masyarakat di masa depan.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah perilaku

penyimpangan sosial dalam masyarakat. Upaya-upaya tersebut

dapat dilakukan dari berbagai lingkungan, baik itu lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

1. Di Lingkungan Keluarga

Upaya pencegahan perilaku penyimpangan sosial di rumah

memerlukan dukungan dari semua anggota keluarga, baik keluarga

inti maupun keluarga luas. Di dalam hal ini, masing-masing anggota

keluarga harus mampu mengembangkan sikap kepedulian, kompak,

serta saling memahami peran dan kedudukannya masing-masing

di keluarga.

Lakukan pengamatan terhadap perilaku berbagai anggota masyarakat di lingkungan

tempat tinggal kalian! Adakah perilaku penyimpangan yang dilakukan oleh anggota

masyarakat? Bagaimana dampak perilaku penyimpangan tersebut terhadap pelaku

dan juga bagi kehidupan masyarakat? Deskripsikan hasil pengamatan kalian dalam

selembar kertas dan kumpulkan untuk mendapatkan penilaian dari bapak/ibu guru!

Ajang Kreasi

Meskipun keterlibatan seluruh anggota keluarga sangat

dibutuhkan, namun orang tua memegang peran utama dalam

membentuk perwatakan dan membina sikap anak-anaknya. Hal

ini dikarenakan orang tua merupakan figur utama anak yang

dijadikan panutan dan tuntunan, sehingga sudah sepantasnya jika

orang tua harus mampu memberi teladan bagi anak-anaknya.

Dalam hubungannya dengan upaya pencegahan penyimpangan

sosial di lingkungan keluarga, orang tua dapat melakukan beberapa

hal, seperti berikut ini.

a. Menciptakan suasana harmonis, perhatian, dan penuh rasa

kekeluargaan.

b. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan

ketaatan beribadah.

c. Mengembangkan komunikasi dan hubungan yang akrab

dengan anak.

d. Selalu meluangkan waktu untuk mendengar dan menghargai

pendapat anak, sekaligus mampu memberikan bimbingan atau

solusi jika anak mendapat kesulitan.

e. Memberikan punnish and reward, artinya bersedia memberikan

teguran atau bahkan hukuman jika anak bersalah dan bersedia

memberikan pujian atau bahkan hadiah jika anak berbuat baik

atau memperoleh prestasi.

f. Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat umur

dan pendidikannya.

Langkah-langkah tersebut merupakan upaya yang dapat

dilakukan orang tua agar tercipta suatu komunikasi yang baik dengan

anak, sehingga anak merasa terlindungi, memiliki panutan atau teladan,

serta merasa memiliki arti penting sebagai bagian dari keluarganya.

2. Di Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan pergaulan anak yang cukup

kompleks. Di dalam hal ini, kedudukan pendidik di lingkungan

sekolah memegang peran utama dalam mengarahkan anak untuk

tidak melakukan berbagai penyimpangan sosial. Berbagai hal yang

dapat dilakukan guru selaku pendidik dalam upaya mencegah

perilaku penyimpangan sosial anak didiknya, antara lain, berikut

ini.

a. Mengembangkan hubungan yang erat dengan setiap anak didiknya

agar dapat tercipta komunikasi timbal balik yang seimbang.

b. Menanamkan nilai-nilai disiplin, budi pekerti, moral, dan spiritual

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

c. Selalu mengembangkan sikap keterbukaan, jujur, dan saling

percaya.

d. Memberi kebebasan dan mendukung siswa untuk mengembangkan

potensi diri, sejauh potensi tersebut bersifat positif.

Mengembangkan Sikap Simpati terhadap

Pelaku Penyimpangan Sosial E.

e. Bersedia mendengar keluhan siswa serta mampu bertindak

sebagai konseling untuk membantu siswa mengatasi berbagai

permasalahan, baik yang dihadapinya di sekolah atau yang

dihadapinya di rumah.

3. Di Lingkungan Masyarakat

Lingkungan pergaulan dalam masyarakat sangat mampu memengaruhi

pola pikir seseorang. Dalam hal ini, perlu tercipta

lingkungan pergaulan yang sehat dan nyaman sehingga dapat

dijadikan tempat ideal untuk membentuk karakter anak yang baik.

Adapun hal-hal yang dapat dikembangkan dalam masyarakat agar

upaya pencegahan perilaku penyimpangan sosial dapat tercapai,

antara lain, berikut ini.

a. Mengembangkan kerukunan antarwarga masyarakat. Sikap ini

akan mampu meningkatkan rasa kepedulian, gotong royong,

dan kekompakan antarsesama warga masyarakat. Jika dalam

suatu masyarakat tercipta kekompakan, maka perilaku

penyimpangan dapat diminimalisasikan.

b. Membudayakan perilaku disiplin bagi warga masyarakat,

misalnya disiplin dalam menghormati keputusan-keputusan

bersama, seperti tamu bermalam harap lapor RT, penetapan jam

belajar anak, menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya.

c. Mengembangkan berbagai kegiatan warga yang bersifat

positif, seperti perkumpulan PKK, Karang Taruna, pengajian,

atau berbagai kegiatan lain yang mengarah kepada peningkatan

kemampuan masyarakat yang lebih maju dan dinamis.

Jika beberapa upaya tersebut dapat diterapkan dalam suatu

lingkungan masyarakat, maka kelompok pelaku penyimpangan

sosial akan merasa risih dan jengah, sehingga mereka akan merasa

malu jika melakukan tindakan penyimpangan sosial di lingkungan

tempat tinggalnya.

Para pelaku penyimpangan sosial memang sudah selayaknya

mendapatkan hukuman dari pihak yang berwajib. Akan tetapi, jika

para pelaku penyimpangan sosial tersebut masih dapat dibina, maka

sebaiknya kita kembangkan sikap simpati terhadap para pelaku

penyimpangan sosial tersebut.

Diskusikan dengan kelompok belajar kalian tentang upaya-upaya pencegahan perilaku

penyimpangan sosial, baik di keluarga, lingkungan sekolah, ataupun lingkungan

masyarakat, selain yang tercantum dalam buku ini! Presentasikan hasil diskusi kelompok

kalian dalam suatu diskusi kelas yang dipandu oleh bapak/ibu guru!

Ajang Kreasi

Sikap simpati adalah suatu sikap yang ditujukan seseorang

sebagai suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada

perasaan pihak lain yang mendorong keinginan untuk memahami

dan bekerjasama dengan pihak lain. Sikap simpati dapat ditunjukkan

dalam bentuk perhatian, kepedulian, rasa ingin menolong, dan

sebagainya. Perasaan simpati hanya akan dapat berlangsung dan

berkembang dalam diri seseorang bila terdapat saling pengertian.

Mengembangkan sikap simpati terhadap para pelaku

penyimpangan sosial bukan berarti kita menyetujui perbuatan

mereka. Sikap seperti ini justru dapat kita gunakan untuk

menyadarkan perilaku mereka. Tentu saja cara penyampaiannya

dilakukan dengan tutur bahasa yang santun dan tidak berkesan

menggurui atau menghakimi. Cara-cara seperti ini pada umumnya

lebih mengena dan dapat didengarkan oleh mereka, karena mereka

merasa lebih dihargai.

Contoh sikap simpati yang dapat kita kembangkan terhadap

para pelaku penyimpangan sosial, antara lain, meliputi hal-hal

berikut ini.

1. Memberikan arahan berupa contoh-contoh dan dampak negatif

dari perbuatan menyimpang yang telah atau biasa mereka

lakukan, misalnya dampak negatif dari mabuk-mabukan atau

berjudi. Tentunya dengan bahasa yang bersahabat dan berkesan

akrab.

2. Menggali informasi tentang bakat dan kemampuan yang

dimiliki oleh para pelaku penyimpangan, kemudian memberi

motivasi agar mereka mau tergerak untuk mengembangkan

kemampuannya ke arah positif.

3. Tetap memberikan kepercayaan kepada mereka yang telah

dicap sebagai pelaku penyimpangan dengan cara ikut menyertakan

mereka ke dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.

4. Turut serta dalam upaya menyadarkan pelaku penyimpangan

yang berkaitan dengan penyalahgunaan obat-obatan melalui

pendirian pusat-pusat rehabilitasi atau penyuluhan-penyuluhan

tentang bahayanya.

Diskusikan pernyataan sikap berikut dalam suatu kelompok diskusi, kemudian lakukanlah

diskusi kelas untuk membandingkan jawaban dari tiap-tiap kelompok diskusi di kelasmu!

1. Sikap simpati macam apakah yang dapat kalian kembangkan jika menghadapi

teman atau saudara yang gemar berjudi?

2 Sikap simpati macam apakah yang dapat kalian kembangkan jika menghadapi

teman atau saudara yang gemar mabuk-mabukan?

3. Sikap simpati macam apakah yang dapat kalian kembangkan jika menghadapi

teman atau saudara yang sering terlibat perkelahian antarpelajar?

Ajang Kreasi

* Perilaku penyimpangan (deviasi sosial) adalah semua bentuk perilaku yang

tidak sesuai dengan norma-norma yang ada.

* Terjadinya perilaku penyimpangan karena dipengaruhi oleh beberapa hal.

* Berdasarkan kadar penyimpangannya bentuk penyimpangan dibedakan

menjadi penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder

* Berdasarkan pelaku penyimpangannya bentuk penyimpangan dibedakan

menjadi penyimpangan individu, penyimpangan kelompok, dan penyimpangan

campuran.

* Berdasarkan sifatnya, penyimpangan ada yang bersifat positif dan ada

yang bersifat negatif.

* Berbagai penyakit sosial dalam masyarakat di antaranya adalah minuman

keras (miras), penyalahgunaan narkotika, perkelahian antarpelajar,

perilaku seks di luar nikah, perjudian, dan kejahatan (kriminalitas).

* Dampak penyimpangan sosial dapat dirasakan oleh pelaku dan juga orang

lain (masyarakat).

* Upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat

dapat dilakukan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat.

* Upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat

dapat dilakukan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat.

* Sikap simpati terhadap pelaku penyimpangan sosial harus dikembangkan

agar para pelaku penyimpangan sosial dapat dibina dan diarahkan sesuai

dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Renungkanlah!

Perilaku atau tindakan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang

berlaku di masyarakat disebut sebagai perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang

dapat terjadi di lingkungan keluarga maupun masyarakat yang

sering disebut sebagai penyakit sosial. Perilaku penyimpangan dapat

merugikan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu kita harus

membentengi diri dengan keimanan agar tidak terjerumus dan terhindar dari

pengaruh negatif pergaulan di masyarakat, bertindak dan bertingkah laku

sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, dan turut serta mengingatkan

pelaku menyimpang agar kembali ke jalan yang sesuai dengan norma yang

berlaku di masyarakat

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Pada dasarnya perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang sebagai

anggota masyarakat adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan ... .

a. undang-undang c. nilai dan norma

b. peraturan pemerintah d. konstitusi

2. Perilaku penyimpangan sosial dapat disebabkan oleh hal-hal berikut, kecuali

... .

a. ketidakadilan c. lingkungan pergaulan

b. kemiskinan d. pengaruh teman

3. Berdasarkan pelakunya, penyimpangan dapat dibedakan atas ... .

a. penyimpangan pribadi dan penyimpangan kelompok

b. penyimpangan individu dan sosial

c. penyimpangan individu, kelompok, dan campuran

d. penyimpangan anak dan penyimpangan dewasa

4. Berikut adalah akibat langsung yang dapat ditimbulkan dari perilaku

menyimpang, yaitu ... .

a. kemelaratan c. konflik sosial

b. keresahan d. kekacauan

5. Perilaku penyimpangan sosial pada dasarnya merupakan masalah yang

menjadi tanggung jawab ... .

a. penegak hukum

b. tokoh masyarakat

c. orang tua pelaku

d. seluruh anggota masyarakat

6. Unsur utama dalam upaya pencegahan perilaku penyimpangan sosial antara

orang tua dengan anak atau antara guru dengan murid yaitu dengan

mengembangkan ... .

a. komunikasi c. intensitas pertemuan

b. otoritas d. prestasi belajar

7. Faktor utama pencegah perilaku penyimpangan sosial di keluarga berada

di tangan ... .

a. anak c. orang tua

b. paman dan bibi d. kakek dan nenek

8. Berikut adalah sifat-sifat yang dapat dijadikan sebagai alat pencegah

perilaku penyimpangan sosial, kecuali ... .

a. kedisiplinan c. bertanggung jawab

b. ketaatan beribadah d. diktator

9. Salah satu dampak negatif dari perkelahian antarpelajar adalah ... .

a. terganggunya suasana belajar

b. pembatasan ekstrakurikuler

c. semakin ketatnya disiplin sekolah

d. terbatasnya kebebasan siswa

10. Penyalahgunaan narkotika dapat membawa akibat negatif antara lain ... .

a. membuat orang bertambah semangat

b. meningkatkan gairah hidup

c. mengganggu kesehatan fisik

d. meningkatkan produktivitas kerja

11. Termasuk contoh penyimpangan primer, yaitu ... .

a. kebut-kebutan di jalan, mabuk saat pesta, mencoret-coret tembok

b. kebut-kebutan di jalan, pencurian, perusakan

c. kebut-kebutan di jalan, menjambret, penculikan

d. kebut-kebutan di jalan, mabuk saat menyetir, tabrak lari

12. Penyalahgunaan narkotika dilarang oleh pemerintah, hal ini dikarenakan

... .

a. narkotika mahal harganya

b. dapat merusak sistem saraf

c. merupakan barang impor

d. dapat mengurangi stok medis

13. Pelaku dari penyimpangan primer mempunyai hubungan dengan masyarakat

sekitarnya yang ditandai dengan ... .

a. tidak ada halangan untuk kembali menjadi anggota masyarakatnya

b. adanya upaya pengasingan dari masyarakat sekitarnya

c. keinginan masyarakat untuk melenyapkannya

d. ketidakpuasan pelaku untuk bergaul kembali

14. Perilaku menyimpang yang termasuk sebagai tindak kriminalitas adalah ... .

a. kebut-kebutan kelompok

b. perampokan di bank

c. remaja yang mabuk

d. perjudian

15. Tawuran atau perkelahian antarpelajar mengandung sifat-sifat berikut ini,

kecuali .... .

a. solidaritas kelompok

b. hilangnya kesadaran

c. sasarannya jelas

d. merusak sportivitas

16. Beredarnya minuman keras di masyarakat menyebabkan banyaknya remaja

yang mengkonsumsinya, sehingga menjadi pemabuk. Kasus tersebut jenis

penyimpangan sosial ... .

a. individu c. sekunder

b. kelompok d. primer

Bab 6 Penyakit Sosial sebagai Akibat Penyimpangan Sosial dan Upaya Pencegahannya 171

17. Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sementara ini menjadi pusat perhatian

masyarakat untuk segera dibasmi. Dilihat dari kadar penyimpangan dan

pelakunya, termasuk bentuk penyimpangan ... .

a. primer-individu c. primer-kelompok

b. individual-kelompok d. sekunder-kelompok

18. Hal terpenting dalam upaya mencegah perilaku penyimpangan yang berupa

hubungan seksual di luar nikah adalah ... .

a. mengekang pergaulan remaja

b. menghukum berat bagi para pelakunya

c. memperketat lembaga sensor film

d. memperkuat kesadaran akan norma agama dan susila

19. Penyalahgunaan narkotika, alkoholisme, termasuk pada salah satu macam

penyimpangan sosial, yaitu ... .

a. kejahatan c. bentuk gaya hidup

b. perilaku seksual d. konsumsi berlebihan

20. Maraknya perjudian dapat memberikan dampak negatif bagi masyarakat

antara lain ... .

a. meningkatkan pendapatan perkapita

b. rakyat malas dan terbuai dengan khalayan

c. ekonomi hanya dikuasai oleh orang-orang kaya

d. hanya memperkaya bandar-bandar judi

B. Kerjakan soal-soal berikut!

1. Mengapa penyimpangan sosial dapat terjadi? Jelaskan pendapat kalian!

2. Berilah contoh perilaku menyimpang yang terjadi di lingkungan keluarga!

3. Mengapa kita harus menghindari minuman keras? Jelaskan alasan kalian!

4. Sebutkan dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba!

5. Sebagian orang berpendapat bahwa berjudi merupakan sarana untuk

mencapai kekayaan. Setujukah kalian dengan pernyataan tersebut? Jelaskan

jawaban kalian!

6. Jelaskan perbedaan antara penyimpangan individual dengan penyimpangan

kelompok! Berilah masing-masing 3 contoh!

7. Sikap empati seperti apa yang akan kalian kembangkan terhadap pelaku

penyimpangan berupa perjudian yang berkembang di lingkungan kalian?

8. Mengapa penggunaan obat-obatan psikotropika tanpa petunjuk dokter

dilarang oleh pemerintah?

9. Bagaimana sikap kalian apabila siswa di sekolah kalian terlibat perkelahian

atau tawuran dengan siswa dari sekolah lain?

10. Jelaskan penyimpangan yang bersifat positif dan penyimpangan yang

bersifat negatif! Berikan contoh masing-masing!

***

Sumber : Sumber :

http://www.edu2000.org/portal/

Selasa, 23 September 2008

Tidak ada komentar: