Unsur fisik wilayah
- letak
- relief daratan
- persebaran Jenis tanah
Unsur/kondisi sosial
- suku bangsa
- bahasa
- agama
Wilayah
Kegiatan Ekonomi
penduduk
- Agraris
- Nonagraris
Persebaran Flora dan
Fauna di Indonesia
Hubungan kondisi
fisik dan sosial di
Negara
terbentang sepanjang + 5.600 km dari Sabang hingga Merauke.
Wilayah negara Republik
terbanyak di dunia. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah pulau
di Indonesia mencapai 18.110 buah (Buku Pintar Seri Senior, 2003),
terdiri atas pulau besar dan kecil, baik yang berpenghuni ataupun
tidak. Keberadaan pulau-pulau dan luas wilayah tersebut
merupakan salah satu unsur fisik penyusun wilayah
akan kita pelajari dalam bab ini. Adapun unsur sosialnya akan kita
bahas pada bab tersendiri.
KONDISI FISIK WILAYAH
DAN PENDUDUK
1
BAB
Pelapukan kimia.
Pelapukan fisik terjadi karena aktivitas tenaga-tenaga eksogen,
seperti perbedaan suhu udara, terpaan angin, tenaga arus air atau
gelombang serta gletser yang terjal secara terus menerus pada
batuan. Pelapukan biologi terjadi karena adanya aktivitas makhluk
hidup, baik hewan atau tumbuhan, di dalam tanah yang menyebabkan
lapuk dan pecahnya lapisan batuan menjadi
lebih kecil hingga menjadi tanah. Adapun pelapukan kimia terjadi
karena adanya proses kimia yang terjadi dan mengubah susunan
kimia batuan sehingga batuan lebih mudah lapuk dan pecah menjadi
tersebut tentu saja memerlukan waktu dan intensitas yang terus
menerus sehingga pembentukan tanah merupakan suatu proses
yang sangat lama. Ketiga proses tersebut telah kalian pelajari di
kelas VII, coba bukalah kembali catatan kalian tentang ketiga proses
pelapukan batuan tersebut!
a. Tanah Vertikal
Bentuk persebaran tanah vertikal dapat kalian lihat saat ada
penggalian parit, liang, atau sumur. Saat mencapai kedalaman
tertentu, kalian akan melihat perbedaan warna lapisan tanah.
Perbedaan warna lapisan tanah tersebut dikenal dengan sebutan
profil tanah. Secara garis besar, profil tanah terdiri atas empat lapisan.
1) Lapisan tanah atas
Lapisan tanah atas disebut juga topsoil, merupakan
bentuk lapisan tanah yang paling subur, berwarna
cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki
ketebalan hingga 30 cm. Pada lapisan tanah inilah
berkembang aktivitas organisme tanah. Warna
cokelat kehitaman dan kesuburan tanah pada lapisan
ini disebabkan pengaruh humus (bunga tanah), yaitu
campuran sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati
dan membusuk di dalam lapisan atas.
2) Lapisan tanah bawah
Lapisan tanah bawah disebut juga subsoil, merupakan
lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan
topsoil. Lapisan ini memiliki sifat kurang subur karena
memiliki kandungan zat makanan yang sangat
sedikit, berwarna kemerahan atau lebih terang,
strukturnya lebih padat, dan memiliki ketebalan
antara 50 - 60 cm. Pada lapisan ini, aktivitas
organisme dalam tanah mulai berkurang, demikian
juga dengan sistem perakaran tanaman. Hanya
tanaman keras yang berakar tunggang saja yang
mampu mencapainya.
3) Lapisan bahan induk tanah
Lapisan bahan induk tanah disebut juga regolith,
merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah.
Pada profil tanah, lapisan ini berwarna kelabu
keputih-putihan, bersifat kurang subur karena tidak
banyak mengandung zat-zat makanan, strukturnya
sangat keras, dan sulit ditembus sistem perakaran.
Di lereng-lerang pegunungan lipatan atau patahan,
Tanah yang ideal untuk pertanian adalah tanah yang mengandung
unsur bahan mineral (45%), air (20-30%), udara (20-30%)
dan bahan organik (5%). Akan tetapi, kondisi tersebut biasanya
sulit ditemui secara ideal di lapangan karena adanya perbedaan
jenis tanah. Berdasarkan proses pembentukannya, maka tanah dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis menurut sifat-sifatnya. Jenis-jenis
tanah di
ini.
Lapisan ini seringkali tersingkap dengan jelas.
Akan tetapi karena sifat-sifat tersebut, maka
lapisan tanah ini sulit dibudidayakan dan hanya
akan menghasilkan tanaman yang kerdil dan
tidak berkembang.
4) Lapisan batuan induk
Lapisan batuan induk disebut juga bedrock,
merupakan bentuk batuan pejal yang belum mengalami proses
pemecahan. Lapisan ini terletak di lapisan paling bawah,
sehingga jarang dijumpai manusia. Akan tetapi di pegunungan
lipatan atau patahan, lapisan ini terkadang tersingkap dan
berada di lapisan atas. Bila hal ini terjadi, maka lahan tersebut
merupakan lahan yang tandus dan tidak dapat ditanami karena
masih merupakan lapisan batuan.
b. Jenis-Jenis Tanah (Persebaran Tanah Horizontal)
Persebaran tanah secara horizontal di Indonesia dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, berikut ini.
1) Tanah gambut (organosol)
Tanah gambut berwarna hitam, memiliki kandungan air dan
bahan organik yang tinggi, memiliki pH atau tingkat keasaman
yang tinggi, miskin unsur hara, drainase jelek, dan pada umumnya
kurang begitu subur. Di Indonesia, persebaran tanah
gambut paling banyak terdapat di Kalimantan Selatan, disusul
Sumatra Selatan, Riau, Kalimantan Tengah,
Jambi, Kalimantan Timur, dan Papua bagian Selatan. Karena
sifatnya yang kurang subur, maka pemanfaatan jenis tanah ini
terbatas untuk pertanian perkebunan seperti karet, kelapa dan
palawija.
2) Tanah latosol
Tanah latosol berwarna merah kecokelatan,
memiliki profil tanah yang dalam, mudah
menyerap air, memiliki pH 6 – 7 (netral)
hingga asam, memiliki zat fosfat yang
mudah bersenyawa dengan unsur besi dan
aluminium, kadar humusnya mudah
menurun. Tersebar di kawasan Bukit
Barisan (Sumatra), Jawa,
Timur dan Selatan,
merupakan bentuk pelapukan dari batuan
vulkanis.
3) Tanah regosol
Tanah regosol merupakan hasil erupsi gunung berapi, bersifat
subur, berbutir kasar, berwarna keabuan, kaya unsur hara,
pH 6 - 7, cenderung gembur, kemampuan menyerap air tinggi,
Proses pembentukan tanah (pedogenesis)
dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor iklim, organisme
(makhluk hidup), topografi (relief),
bahan induk, dan faktor waktu.
4) Tanah aluvial
Tanah aluvial meliputi lahan yang sering mengalami banjir,
sehingga dapat dianggap masih muda. Sifat tanah ini
dipengaruhi langsung oleh sumber bahan asal sehingga
kesuburannya pun ditentukan sifat bahan asalnya. Misalnya
tanah yang terdapat di Lembah Sungai Bengawan Solo yang
berasal dari pegunungan karst (Pegunungan Sewu), umumnya
kurang subur karena kekurangan unsur fosfor dan kalium.
Sebaliknya, tanah di lembah Sungai Opak, Progo, dan Glagah
yang berasal dari Gunung Merapi umumnya lebih subur karena
tergolong gunung muda sehingga kaya akan unsur hara dan
tersusun atas debu vulkanis yang produktif. Secara umum,
sifat jenis tanah ini mudah digarap, dapat menyerap air, dan
permeabel sehingga cocok untuk semua jenis tanaman
pertanian. Tersebar luas di sepanjang lembah sungai-sungai
besar di
5) Tanah litosol
Tanah litosol dianggap sebagai lapisan
tanah yang masih muda, sehingga bahan
induknya dangkal (kurang dari 45 cm) dan
seringkali tampak di permukaan tanah
sebagai batuan padat yang padu. Jenis
tanah ini belum lama mengalami
pelapukan dan sama sekali belum
mengalami perkembangan. Jika akan
dimanfaatkan untuk lahan pertanian, maka
jenis tanah ini harus dipercepat
perkembangannya, antara lain, dengan
penghutanan atau tindakan lain untuk
mempercepat pelapukan dan pembentukan topsoil. Jenis tanah
ini tersebar luas di seluruh Kepulauan
Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku
Selatan. Adapun di Sumatra, jenis tanah ini terdapat di wilayah
yang tersusun dari batuan kuarsit, konglomerat, granit, dan
batu lapis.
6) Tanah grumusol
Tanah grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat,
berwarna kelabu hingga hitam, pH netral hingga alkalis, dan
mudah pecah saat musim kemarau. Di Indonesia, jenis tanah
ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih
dari 300 m di atas permukaan laut dengan topografi agak
bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata 25oC,
dan mudah tererosi. Persebaran jenis tanah ini di
terdapat di setiap pulau yang memiliki gunung api, baik yang
masih aktif ataupun yang sudah mati. Banyak dimanfaatkan
untuk lahan pertanian.
Curah hujan <2.500>
musim hujan dan kemarau yang nyata.
Persebarannya meliputi Sumatra Barat, Jawa
Barat (daerah Cianjur), Jawa Tengah (Demak,
Grobogan), Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro,
Ngawi, Madiun, dan Bangil), serta di Nusa
Tenggara Timur. Pemanfaatan jenis tanah ini
pada umumnya untuk jenis vegetasi rumputrumputan
atau tanaman keras semusim
(misalnya pohon jati).
7) Tanah andosol
Tanah andosol terbentuk dari endapan abu
vulkanik yang telah mengalami pelapukan
sehingga menghasilkan tanah yang subur.
Jenis tanah ini berwarna cokelat kehitaman,
tersebar di pulau-pulau yang memiliki gunung
api aktif, seperti di
Jawa,
ditemukan di dataran tinggi bersuhu sedang hingga dingin.
Oleh karena itu, jenis tanah ini banyak dikembangkan untuk
tanaman perkebunan dan hortikultura.
8) Tanah podzolik merah-kuning
Tanah podzolik merah-kuning merupakan
jenis tanah yang memiliki persebaran terluas di
kuarsa di zona iklim basah dengan curah hujan
antara 2.500 - 3.000 mm/tahun. Sifatnya mudah
basah dan mudah mengalami pencucian oleh air
hujan, sehingga kesu-burannya berkurang.
Dengan pemupukan yang teratur, jenis tanah ini
dapat dimanfaatkan untuk persawahan dan
perkebunan. Tersebar di dataran-dataran tinggi
Sumatra, Sulawesi, Papua,
Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara.
9) Tanah rendzina
Tanah rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau
yang memiliki jenis tanah ini adalah Maluku, Papua, Aceh,
Sulawesi Selatan, Lampung, dan Pegunungan Kapur di Jawa.
Rendzina merupakan tanah
gelap, terbentuk dari kapur lunak, batu-batuan mergel, dan
gips. Pada umumnya memiliki kandungan Ca dan Mg yang
tinggi dengan pH antara 7,5 - 8,5 dan peka terhadap erosi.
Jenis tanah ini kurang bagus untuk lahan pertanian, sehingga
dibudidaya-kan untuk tanaman-tanaman keras semusim dan
palawija.
Di permukaan bumi, tanah atau
lahan mempunyai kemampuan
yang berbeda-beda yang disebabkan
oleh sifat fisik tanah seperti
tekstur tanah, permeabilitas tanah,
solum tanah, kemiringan lereng,
tingkat erosi, serta kondisi drainase
tanah (pengutusan tanah) yaitu
kemampuan tanah dalam menyalurkan
air.
a. Iklim
Unsur iklim yang berpengaruh terhadap
keanekaragaman flora, antara lain, curah
hujan, suhu, kelembapan udara dan angin. Ke
empat unsur tersebut akan membentuk suatu
kondisi lingkungan tertentu yang memengaruhi
sifat-sifat fisik dan kimia tanah.
Daerah dengan curah hujan dan kelembapan
udara yang tinggi cenderung memiliki
vegetasi yang beraneka ragam, misalnya hutan
hujan tropis di pedalaman
Kondisi fisik hutan hujan tropis, antara lain,
pohonnya besar-besar, ketinggian pohon
beragam, suasana selalu basah atau lembap,
daun-daun lebat sehingga sinar matahari terhalang dan tidak dapat
menyinari lantai hutan secara langsung, dan banyak ditemui
vegetasi yang merambat.
B. Persebaran Flora dan Fauna
berbagai penelitian menyebutkan bahwa > 10% kehidupan jenis
mahkluk hidup di muka bumi ini ada di
daratan
75 dari seluruh luas daratan di dunia.
Keadaan ini menempatkan
negara mega biodiversity, dengan luas hutan tropis terbesar ketiga
setelah Brasil (Amerika Selatan) dan
1. Dunia Tumbuhan (Flora)
Persebaran jenis-jenis tumbuhan di
Daerah yang memiliki jenis tumbuhan terbanyak terdapat di kawasan
hutan hujan primer di dataran rendah
Sumatra, Jawa,
Perbedaan jenis dan persebaran flora ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain, iklim, kondisi tanah, relief daratan, dan formasi
geologi.
Diskusikan dengan kelompok kalian tentang dampak positif dan dampak negatif dari
kondisi fisik
hasil diskusi kalian pada selembar kertas dan serahkan kepada bapak/ibu guru untuk
diberi penilaian!
b. Kondisi Tanah
Kondisi tanah berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.
Kondisi tanah dipengaruhi oleh iklim dan batuan induk atau bahan
penyusun lapisan tanah. Iklim dapat mempercepat proses pelapukan
dan pembentukan tanah, sedangkan batuan induk menentukan sifat
dasar tanah. Misalnya, batuan kapur akan menghasilkan tanah
laterit yang kurang subur, sedangkan endapan vulkanik akan menghasilkan
jenis tanah andosol yang subur.
c . Relief Daratan
Relief daratan berhubungan dengan ketinggian tempat dan
kemiringan lereng. Seperti telah kita ketahui, ketinggian tempat
erat kaitannya dengan suhu dan iklim setempat, sehingga pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap jenis vegetasinya. Masih
ingatkah kalian dengan pembagian iklim menurut Junghuhn?
Junghuhn membagi iklim berdasarkan dua faktor, yaitu
ketinggian tempat dan jenis tanaman. Masing-masing ketinggian
tempat memiliki suhu atau temperatur yang berbeda-beda sehingga
suatu daerah dapat dibedakan atas daerah sedang, daerah sejuk,
dan daerah dingin. Keadaan ini juga akan memengaruhi jenis
tanaman tertentu yang bisa hidup. Untuk lebih jelasnya kalian dapat
membuka buku kalian pada kelas VII.
d. Formasi Geologi
Formasi geologi berpengaruh terhadap persebaran jenis batuan
dasar dan jenis vegetasi. Telah kita ketahui, bahwa sejarah geologi
Kepulauan
Benua Asia untuk wilayah
Kalimantan, Jawa, dan Bali) serta paparan Benua
wilayah
Di antara kedua paparan benua tersebut terdapat zona peralihan
(Kepulauan Nusa Tenggara dan
atau ciri khas tersendiri.
Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi persebaran flora
tersebut, secara garis besar, jenis-jenis flora di
dibedakan, berikut ini.
a. Flora di Indonesia Bagian Barat
Flora di wilayah
vegetasi hutan hujan tropis yang selalu basah. Hal ini dikarenakan
pada kawasan ini mempunyai curah hujan dan kelembapan yang
cukup tinggi. Jenis-jenis flora di kawasan ini memiliki kesamaan
ciri dengan flora di Benua Asia pada umumnya. Adapun flora tipe
1) Memiliki berbagai jenis tumbuhan kayu yang berharga,
misalnya jati, meranti, kruing, mahoni, dan sejenisnya.
c . Flora di Indonesia Bagian Timur
Flora di wilayah
oleh hutan hujan tropis. Akan tetapi, jenis
tumbuhannya berbeda dengan jenis tumbuhan di
wilayah
tropis bagian Timur memiliki kesamaan dengan flora di kawasan
Benua
satu flora ciri khas di kawasan Indonesia Timur adalah anggrek.
2) Selalu hijau sepanjang tahun.
3) Bersifat heterogen.
Selain itu, di wilayah
terdapat tumbuhan endemik (hanya ada di daerah
tersebut), yaitu Raflesia arnoldi di
Wilayah
dijumpai kawasan hutan mangrove (hutan bakau), antara
lain di pantai Timur Sumatra, pantai Barat dan Selatan
b. Flora di Indonesia Bagian Tengah
Daerah peralihan meliputi wilayah Pulau Sulawesi
dan kepulauan di sekitarnya serta Kepulauan Nusa
Tenggara. Di kawasan ini tidak kita jumpai adanya
hutan yang lebat. Jenis hutan yang ada hanyalah hutan
semusim atau hutan homogen yang tidak begitu
lebat, bahkan di kawasan Nusa Tenggara kita hanya
akan menjumpai adanya sabana dan stepa. Sabana
adalah
kayu di sana-sini, sedangkan stepa adalah tanah kering
yang hanya ditumbuhi semak belukar. Kondisi ini
terjadi karena di wilayah Nusa Tenggara memiliki
curah hujan yang relatif lebih sedikit bila dibandingkan
pulau-pulau lain di Indonesia. Jenis tumbuhan
yang mendominasi di wilayah
tengah, antara lain, jenis
Persebaran flora dan fauna di
dunia dipelajari dalam cabang ilmu
biogeografi dengan menggunakan
pendekatan biogeografi sejarah
(yaitu melihat dari sudut pandang
perkembangan dan evolusi kelompok
organisme, iklim, migrasi,
gerakan bumi pada masa lalu, serta
hubungan ekologis masa lalu
dengan sekarang), serta pendekatan
biogeografi ekologi (yaitu
melihat dari sudut pandang
interaksi antarorganisme serta
interaksi organisme dengan
lingkungannya).
2. Dunia Hewan (Fauna)
Keanekaragaman fauna di
langsung dipengaruhi oleh keadaan floranya. Luasnya wilayah dan
sejarah geologi yang panjang menempatkan
negara yang memiliki kekayaan fauna yang patut dibanggakan.
Berdasarkan penelitian, 17% jenis burung dunia, 16% jenis reptil
dunia, dan 12% jenis mamalia dunia dapat dijumpai di
Angka-angka tersebut belum termasuk fauna endemik, diperkirakan
200 dari 515 jenis mamalia di
endemik, demikian pula 430 dari 1.519 jenis burung yang ada.
Kepulauan
geologis yang menarik. Hal ini berpengaruh
terhadap persebaran faunanya. Laut yang
memisahkan antarpulau membatasi hubungan
antarfauna sejenis, sehingga mereka secara
berangsur-angsur berkembang dengan cara
mereka masing-masing sesuai dengan adaptasi
mereka terhadap lingkungan setempat. Hal
inilah salah satu faktor yang memunculkan
keanekaragaman fauna di
garis besar, persebaran fauna di
dapat dibedakan menjadi fauna
bagian Barat, fauna
dan fauna
a. Fauna
Fauna
fauna-fauna yang terdapat di Pulau
kecil di sekitarnya.
Dahulu pulau-pulau tersebut
merupakan satu daratan
dengan Semenanjung Malaka
(Benua Asia), sehingga flora
dan faunanya dapat berkembang
dan berpencar secara
bebas. Ketika Sumatra,
dari Benua Asia, maka masingmasing
daerah tersebut
membawa perwakilan jenis
flora dan fauna yang sama.
Oleh karena itu, jenis fauna di
wilayah
Barat disebut juga dengan jenis
fauna Asiatis.
Beberapa ciri fauna Asiatis,
antara lain, banyak dijumpai
mamalia ukuran besar, banyak
dijumpai berbagai jenis kera
dan jenis ikan air tawar, akan
tetapi sedikit jenis burung berwarna. Beberapa jenis fauna endemik
di wilayah
burung merak, jalak bali, dan orang utan.
c . Fauna
Fauna
adalah jenis fauna yang terdapat di
Pulau Papua, Kepulauan Aru, dan
beberapa pulau kecil di sekitarnya.
Dahulu pulau-pulau tersebut merupakan
satu kesatuan dengan Benua
dapat berkembang dan berpencar
secara bebas. Ketika Papua dan
beberapa pulau lainnya terpisah dari
Benua
tersebut membawa perwakilan jenis
flora dan fauna yang sama. Oleh
karena itu, jenis fauna di wilayah
dengan jenis fauna Australis.
Karakteristik fauna di wilayah Indonesia Timur berbeda
dengan karakteristik fauna di
wilayah ini dibatasi oleh garis khayal yang dikenal dengan sebutan
garis Webber. Beberapa ciri fauna Australis, antara lain, memiliki
jenis mamalia berukuran kecil, hanya memiliki satu jenis kera,
terdapat jenis hewan berkantung, banyak terdapat jenis burung
berbulu indah, akan tetapi sedikit jenis ikan air tawar. Beberapa
jenis fauna endemik di wilayah
lain, burung cendrawasih, dan burung kasuari.
Pembagian wilayah flora dan fauna oleh garis Wallacea dan
Webber tersebut didasarkan pada kesamaan sifat makhluk hidup dan
sejarah geologi yang memengaruhi persebarannya. Apabila dipetakan,
b. Fauna
Jenis fauna
Pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan
beberapa pulau di sekitarnya. Fauna
bagian tengah ini merupakan fauna peralihan,
karena mempunyai ciri khas tersendiri bila
dibandingkan dengan fauna
bagian Barat ataupun fauna
Timur. Perbedaan karakteristik fauna antara
bagian tengah dibatasi dengan garis khayal
yang dikenal dengan sebutan Garis Wallacea.
Hewan khas yang terdapat di wilayah
maleo, anoa, komodo, dan babirusa.
maka lintasan garis Wallacea dan Webber akan tampak seperti berikut
ini.
C. Kondisi Sosial
1. Suku Bangsa
Penduduk
suku bangsa dan keturunan. Secara etimologis,
sebagian besar suku bangsa di
dari keturunan rumpun bangsa Mongoloid. Mereka
pada umumnya tersebar di wilayah
bagian Barat. Sebagian lagi, terutama yang tinggal
di wilayah
keturunan
Wilayah
kondisi alam yang beraneka ragam menghasilkan
suatu pola kehidupan masyarakat yang
beraneka ragam pula. Kebiasaan masyarakat
yang tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh
kondisi fisik lingkungan setempat. Hal inilah
yang menyebabkan bangsa
beraneka ragam suku bangsa dengan berbagai
adat dan budayanya yang unik. Tercatat tidak
kurang dari 250 suku bangsa yang telah dapat
diidentifikasi di
memiliki jumlah penduduk yang besar, di antaranya
adalah suku Jawa (45% jumlah penduduk
dan Batak (7%).
2. Penduduk
memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Jumlah
penduduk
Berdasarkan jumlah penduduk tersebut,
urutan keempat dunia setelah Amerika Serikat, urutan ketiga di
setelah
terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Berdasarkan dari data-data kependudukan yang ada persebaran
penduduk di beberapa wilayah di
Sekitar 60% penduduk
Ketidakmerataan penduduk di
ketidakseimbangan daya dukung wilayah antara Pulau Jawa dengan
di luar Pulau Jawa. Kondisi demikian, merupakan suatu masalah
bagi pemerintah terkait dalam upaya pemerataan pembangunan
maupun dalam hubungannya dengan pertahanan dan keamanan. Hal
ini perlu mendapat perhatian dan upaya penanganan dari pemerintah
mengingat penduduk merupakan salah satu unsur penting yang dapat
menunjang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Ulasan tentang penduduk
dapat kalian pelajari lebih lanjut pada bab dinamika penduduk dalam
buku ini.
3. Bahasa
Bahasa resmi yang digunakan di
yang berkembang di beberapa negara di wilayah Asia Tenggara,
seperti
bahasa Indonesia, terdapat sekitar 300 bahasa daerah dengan dialek
bahasa dan jenis aksaranya masing-masing. Beberapa bahasa daerah
yang berkembang, antara lain, bahasa Jawa (memiliki lebih dari 80
juta penutur dengan dialek daerah yang berbeda-beda) yang
digunakan di Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Selain itu terdapat
juga bahasa dan dialek Sunda di Jawa Barat. Di Sumatra berkembang
bahasa dan dialek Aceh, Batak, dan Minangkabau. Di Kalimantan
berkembang bahasa Melayu dengan dialek Iban, Kahayan, dan
berbagai dialek daerah lainnya. Di Bali dan Nusa Tenggara
berkembang bahasa dan dialek Bali, Sasak, dan
dan Minahasa berkembang bahasa dan dialek Toraja, Bugis, dan
Keanekaragaman suku bangsa tersebut melahirkan
keanekaragaman budaya. Berbagai peninggalan budaya
yang terkenal antara lain, berbagai bentuk candi,
pakaian tradisional, tarian, wayang, kesusastraan,
upacara adat, dan berbagai seni pertunjukan lainnya.
Menurut Koentjaraningrat, suku
bangsa adalah suatu golongan
manusia yang terikat oleh kesadaran
dan jati diri mereka akan kesatuan
dari kebudayaan mereka yang
tidak ditentukan oleh orang yang
berada di luar sistem kebudayaan
mereka.
4. Agama
Kepercayaan asli nenek moyang
adalah animisme dan dinamisme. Animisme adalah
kepercayaan terhadap roh yang menempati bendabenda
tertentu. Adapun dinamisme adalah
kepercayaan bahwa benda-benda tertentu mempunyai
kekuatan. Kepercayaan ini sudah ada jauh
sebelum kedatangan ajaran agama di
Agama yang terbesar jumlah penganutnya di
memeluk agama ini. Agama lain yang berkembang
adalah agama Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Kong Hu Cu. Selain itu terdapat berbagai jenis aliran
kepercayaan kepada Tuhan yang berkembang di masyarakat.
Selain perkembangan bahasa dan dialek daerah tersebut, terdapat
juga aksara-aksara lama selaku aksara daerah yang digunakan dalam
penulisan hasil-hasil kesusastraan masa lampau. Bentuk-bentuk aksara
tersebut, di antaranya aksara Jawa, aksara
aksara Bugis.
5. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator penunjang naiknya
tingkat kualitas penduduk. Pada tahun ajaran 2000, tidak kurang
dari 28,7 juta anak
Pemerintah mengadakan program wajib belajar 6 tahun bagi warga
negaranya. Kondisi ini kemudian semakin berkembang dengan
digalakkannya program pendidikan dasar hingga 9 tahun yang
meliputi pendidikan sekolah dasar (6 tahun) dan sekolah menengah
pertama (3 tahun). Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas
penduduk
Buatlah kliping tentang kekayaan budaya daerah masyarakat
media cetak! Kerjakan secara berkelompok dan serahkan hasilnya kepada bapak/ibu guru!
D. Kegiatan Ekonomi Penduduk
Kegiatan ekonomi meliputi semua bentuk kegiatan penduduk
dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan ekonomi
manusia bermacam-macam. Secara garis besar dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu kegiatan ekonomi agraris dan kegiatan ekonomi
nonagraris.
1. Kegiatan Ekonomi Agraris
Kegiatan ekonomi agraris adalah kegiatan ekonomi
penduduk dalam memanfaatkan faktor-faktor alam,
khususnya dalam bidang pertanian; termasuk di
dalamnya adalah peternakan, perikanan, perkebunan,
dan kehutanan. Pada umumnya, kegiatan ekonomi
agraris berpusat di daerah-daerah pedesaan yang masih
menyediakan lahan yang cukup luas.
Secara umum, pertanian atau persawahan banyak
diusahakan di daerah pedesaan Pulau Jawa,
Kalimantan, Bali, dan sebagian
dari beberapa daerah tersebut, Pulau Jawa merupakan
pusat penghasil padi utama, hal ini dikarenakan kondisi
alam di Pulau Jawa sangat mendukung. Meskipun luas,
lahan pertaniannya semakin berkurang dari tahun ke
tahun. Selain pertanian, kegiatan ekonomi agraris lain yang
diusahakan adalah perikanan darat, perkebunan, dan peternakan.
Di wilayah
agraris didominasi oleh tanaman perkebunan. Jenis
tanaman perkebunan utama adalah kelapa sawit,
di samping teh, kopi, karet, dan beberapa jenis
buah-buahan. Perkebunan kelapa sawit di
Sumatra merupakan yang terluas di
Tenggara. Pertanian padi diusahakan di daerah
pedesaan, sedangkan perikanan darat banyak
diusahakan di danau, rawa-rawa, dan sungaisungai
besar dengan menggunakan sistem
karamba. Adapun jenis ternak yang diusahakan
relatif sama dengan jenis ternak di Pulau Jawa.
Sumber: Indonesian Heritage -
Manusia, 2002
Gambar 1.21 Persawahan
merupakan kegiatan ekonomi
agraris utama di Pulau Jawa.
Di wilayah
agraris didominasi oleh hutan primer dan hutan produksi.
Keberadaan hutan di
di dunia, di dalamnya tersimpan kekayaan flora dan fauna. Di
samping itu, kegiatan ekonomi agraris lain adalah perkebunan
(khususnya perkebunan kayu). Jenis peternakan yang diusahakan
relatif hampir sama dengan jenis peternakan di Pulau Jawa, namun
ada jenis peternakan yang unik dilakukan di
peternakan jenis kerbau rawa. Adapun jenis perikanan darat banyak
diusahakan di danau, sungai, dan rawa-rawa.
Di wilayah Papua, kegiatan ekonomi agraris masih didominasi
oleh kegiatan kehutanan, perkebunan sagu, dan sistem pertanian
lahan kering (peladangan dan tegalan). Jenis tanaman yang diusahakan
oleh penduduk pada umumnya jenis sayuran, sagu, umbiumbian,
dan palawija yang digunakan sebagai bahan makanan pokok.
Jenis ikan air tawar di Papua sebenarnya sangat banyak dan beragam,
namun belum dibudidayakan lebih lanjut. Pemanfaatannya
masih dilakukan dengan cara
tradisional, demikian juga dengan peternakan.
Kegiatan ekonomi agraris di
Maluku didominasi oleh kegiatan perkebunan
rempah-rempah, sagu, kopi, dan buah-buahan.
Maluku memang terkenal sebagai penghasil rempahrempah,
terutama lada dan pala sejak zaman dahulu.
Sementara itu, kegiatan perikanan darat banyak
diusahakan dengan sistem karamba di perairan
danau, misalnya di Danau Tempe dan Danau Poso.
Di wilayah Nusa Tenggara, budidaya pertanian
persawahan kurang cocok diterapkan, karena
di wilayah tersebut curah hujannya relatif lebih
sedikit bila dibandingkan dengan daerah lain.
Tanaman yang dibudidayakan adalah umbi-umbian,
palawija, serta tanaman perkebunan, seperti kopi,
cokelat, dan nira. Kegiatan peternakan di daerah
ini didominasi hewan-hewan besar, seperti kuda,
rusa, dan sapi. Hal ini dikarenakan pada daerah ini
banyak terdapat sabana atau
Selain itu, kekayaan hayati laut di perairan
laut, dan mutiara. Secara umum, penangkapan ikan lebih intensif
diusahakan di perairan sebelah Barat
Jawa, perairan Aru, serta perairan Laut Banda. Adapun perairan
Laut Jawa, Selat Malaka, dan Selat Makassar banyak menghasilkan
udang dan ikan; sedangkan mutiara banyak dibudidayakan di
perairan
2. Kegiatan Ekonomi Nonagraris
Kegiatan ekonomi nonagraris umumnya lebih berkembang di
kawasan perkotaan, khususnya di kota-kota besar. Kegiatan
ekonomi nonagraris meliputi usaha pertambangan, industri,
perdagangan, dan jasa.
a. Pertambangan
Pertambangan di Indonesia tersebar luas di berbagai wilayah
dan menghasilkan berbagai jenis bahan tambang. Akan tetapi, hasil
utama pertambangan di
serta batu bara.
1) Minyak dan Gas
Tambang-tambang minyak bumi diusahakan di darat
maupun di lepas pantai. Dalam suatu usaha eksplorasi minyak
bumi, kita juga menemukan gas alam. Oleh karenanya, minyak
dan gas (migas) merupakan andalan ekspor
b. Perindustrian
Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah
bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau
bahan setengah jadi menjadi barang konsumsi dengan
menggunakan sarana dan peralatan; sedangkan
perindustrian adalah segala sesuatu yang bertalian
dengan proses-proses industri. Perkembangan industri
di Indonesia kian meningkat dari tahun ke tahun.
Setiap negara memiliki industri
strategis atau industri penting bagi
negaranya yang dapat berupa
industri yang bersifat padat karya
(labour intensive) dan padat modal
(capital intensive).
Menurut departemen perdagangan,
barang komoditas strategis
adalah barang-barang yang apabila
terbatas persediaannya di pasar
akan mengganggu stabilitas perekonomian
nasional.
Pusat-pusat pertambangan minyak
bumi
Perlak dan Lhokseumawe (NAD); Langkat
dan Pangkalanbrandan (Sumatra Utara);
Dumai, Duri, Natuna, Minas, Lirik, dan
Rumbai (Riau dan Kepulauan Riau); Jambi;
Muaraenim dan Prabumulih (Bengkulu);
Selat Sunda,
(Banten dan Jawa Barat); Cepu, Grobogan,
dan lepas pantai Rembang (Jawa Tengah);
Wonokromo dan Bojonegoro (Jawa Timur);
(
serta Sorong, Babo, dan Klamono (Papua).
Negara kita merupakan penghasil gas alam terbesar di
dunia. Daerah penghasil gas alam utama adalah Plaju dan
Sungai Gerong (Sumatra Selatan) serta di Arun dan Bontang.
Gas alam yang telah diolah menjadi Liquid Natural Gas (LNG)
atau gas alam cair merupakan komoditas ekspor. Secara
berturut-turut, negara pengimpor LNG Indonesia terbesar
adalah Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
2) Batubara
Penggunaan batubara dalam negeri saat
ini masih terbatas untuk keperluan industri,
padahal sejak awal tahun 1990-an, pemerintah
sudah mulai menyosialisasikan penggunaan
briket batubara untuk kebutuhan rumah
tangga. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
konsumsi minyak sebagai bahan
bakar utama rumah tangga.
Pusat-pusat penambangan batubara di
Sawahlunto (
Mahakam, Pulau Laut, lembah Sungai Berau,
dan lembah Sungai Kapuas (
Sulawesi Selatan; Banten; dan Jawa Barat.
c . Perdagangan
Perdagangan adalah suatu kegiatan jual beli (transaksi) barang
dari produsen kepada konsumen. Berdasarkan luas jangkauan
pemasaran, perdagangan dapat dibedakan menjadi berikut ini.
1) Perdagangan lokal; yaitu perdagangan yang berlangsung di
sekitar
tinggal, misalnya penjualan dalam satu
satu eks karesidenan.
2) Perdagangan regional; yaitu perdagangan yang terjadi
antarwilayah, misalnya dari satu eks karesidenan ke wilayah
eks karesidenan lain, atau dari satu provinsi ke provinsi lain.
3) Perdagangan nasional; yaitu perdagangan yang terjadi antarwilayah
di dalam negeri dan meliputi seluruh wilayah negara
yang bersangkutan. Jika wilayah negara tersebut berbentuk
kepulauan (seperti
antarpulau yang disebut dengan perdagangan intersuler.
4) Perdagangan internasional; yaitu perdagangan yang terjadi
antarbangsa di dunia. Dalam perdagangan internasional
dikenal istilah ekspor dan impor. Ekspor adalah kegiatan
perdagangan dalam menjual barang ke luar negeri, sedangkan
impor adalah kegiatan perdagangan dalam membeli atau
mendatangkan barang dari luar negeri.
Pusat-pusat perdagangan biasanya terdapat di kota-kota, baik
di
negara, tergantung ruang lingkup pemasarannya. Dalam hal ini, pusatpusat
perdagangan merupakan daerah-daerah yang merupakan
simpul komunikasi dan transportasi, baik darat, laut, maupun udara.
Perkembangan sektor industri ini didukung oleh beberapa faktor,
antara lain, ketersediaan sumber daya alam, ketersediaan sumber
daya manusia (tenaga kerja), ketersediaan sarana dan prasarana yang
memadai (air bersih, listrik, jalur transportasi, dan komunikasi), potensi
pasar yang besar, serta kemampuan dalam penerapan teknologi.
d. Jasa
Jasa merupakan aktivitas, kemudahan, atau
manfaat yang dapat dijual ke orang lain (konsumen)
yang membutuhkannya. Dalam perkembangannya,
jasa memegang peranan penting karena dapat
mendukung kegiatan perekonomian dan kegiatan
manusia pada umumnya. Bentuk-bentuk kegiatan
jasa, antara lain, jasa kesehatan, jasa hukum, jasa
perbankan, jasa transportasi dan perhubungan,
serta jasa telekomunikasi. Seperti halnya
perdagangan, pusat-pusat kegiatan jasa pada
umumnya terdapat di kota-kota besar sebagai
simpul komunikasi dan transportasi.
Seiring dengan kemajuan zaman, kegiatan jasa mulai
berkembang di daerah-daerah, bahkan saat ini kegiatan jasa sudah
mulai merebak hingga ke pedesaan, misalnya dengan adanya
fasilitas BRI unit, ranting perum pegadaian, pelayanan kredit petani
di kelurahan, pelayanan warung telekomunikasi (wartel), pelayanan
kesehatan, pos keliling, KUD, dan sebagainya. Pemerataan
pembangunan di sektor jasa ini merupakan salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah dalam menekan laju urbanisasi.
Amatilah kehidupan sosial ekonomi di wilayah kelurahan atau desa kalian! Catatlah
hasil pengamatan kalian dalam bentuk tabel kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat,
baik agraris maupun nonagraris!
Hubungan antara Kondisi Fisik dan Sosial di
Pola kehidupan manusia cenderung dipengaruhi oleh kondisi
fisik lingkungan setempat, tidak terkecuali dengan kehidupan sosial
ekonominya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, pemanfaatan
lahan oleh manusia harus disesuaikan dengan kondisi fisik lainnya,
antara lain jenis tanah, cuaca, ketersediaan air, kemiringan lereng,
ataupun dengan kondisi curah hujannya.
Secara umum, pemusatan manusia atau penduduk menempati
wilayah yang mempunyai ciri fisik ideal, antara lain, topografinya
datar atau landai, mudah memperoleh air tanah, kondisi udara
sejuk, dan kondisi tanah yang subur. Akan tetapi, kondisi ideal ini
tidak tersebar merata di permukaan bumi ini. Oleh karena itu, manusia
dituntut mampu beradaptasi dan mengembangkan kemampuan
dirinya agar dapat mengurangi pengaruh lingkungan yang kurang
menguntungkan.
Berdasarkan pengaruh kondisi lingkungan fisiknya, aktivitas
sosial ekonomi manusia dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
aktivitas manusia di daerah pantai, di daerah dataran rendah, dan
di daerah dataran tinggi atau pegunungan.
1. Daerah Pantai
Kegiatan manusia yang tinggal di daerah
pantai erat kaitannya dengan kegiatan perikanan
atau kelautan, antara lain, meliputi hal-hal berikut
ini.
a. Usaha-usaha nelayan dalam menangkap
ikan.
b. Pembuatan tambak-tambak untuk budidaya
ikan dan udang, di daerah payau.
c. Pembuatan tambak-tambak untuk menghasilkan garam.
d. Budidaya mutiara dan rumput laut.
e. Dalam bidang pertanian, dilakukan budidaya perkebunan
kelapa dan pengolahan sawah pasang surut.
f. Di beberapa wilayah pantai, telah difungsikan sebagai objek
wisata, sehingga membuka peluang pengembangan sektor
perdagangan dan jasa.
2. Daerah Dataran Rendah
a. Topografinya yang relatif datar membuat
kawasan ini layak untuk semua bentuk
penggunaan lahan, baik itu untuk pertanian,
permukiman, industri, ataupun bentuk-bentuk
penggunaan lahan yang lain.
b. Sebagai lahan pertanian, daerah dataran rendah
pada umumnya subur karena proses sedimentasi.
Jenis tanaman yang cocok, antara lain, padi,
palawija, kacang-kacangan, dan buah-buahan.
c. Sebagai lokasi permukiman, daerah ini dapat
cepat mengalami perkembangan ke segala arah.
d. Dari segi pembangunan sarana dan prasarana sosial, daerah
dataran rendah lebih mudah diusahakan. Hal ini dikarenakan
reliefnya datar sehingga sedikit ditemui barier alam serta
kondisi tanah yang cukup stabil.
e. Sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana, dataran
rendah juga sangat cocok digunakan sebagai kawasan industri.
3. Daerah Dataran Tinggi dan Daerah Pegunungan
Kondisi iklim di dataran tinggi dan pegunungan pada umumnya
sedang hingga dingin. Hal ini sangat cocok untuk kegiatankegiatan,
berikut ini.
a. Pertanian dan perkebunan, terutama untuk padi,
sayuran, teh, kopi, buah-buahan, serta berbagai
jenis bunga dan tanaman hias.
b. Peternakan, terutama sapi, hal ini dikarenakan
ketersediaan rumput dan air yang pada
umumnya cukup melimpah.
c. Sebagai tujuan wisata, karena pada umumnya,
daerah dataran tinggi dan daerah pegunungan
mempunyai pemandangan alam yang indah,
seperti air terjun, danau, dan agrowisata.
d. Pada lereng-lereng pegunungan, biasanya
pemanfaatannya terbatas untuk areal hutan
lindung yang fungsinya telah dikembangkan
lebih lanjut menjadi hutan produksi ataupun hutan wisata.
* Unsur-unsur fisik wilayah
pengaruhnya, kondisi relief daratan serta persebaran jenis tanah.
* Secara astronomis, negara
94o BT – 141o BT, sedangkan secara geografis
Benua Asia dan Benua
Samudra Pasifik.
* Akibat pengaruh letak astronomis
Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu
* Dampak dari pengaruh letak geografis,
monsun yang berganti arah setiap 6 bulan sekali dan menyebabkan
negara
* Secara garis besar relief daratan
sejarah dan formasi geologi yang unik.
* Persebaran tanah secara vertikal dapat dilihat dari profil tanah yang
meliputi lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah, lapisan bahan induk
tanah dan lapisan batuan induk. Sementara persebaran tanah secara horizontal
dapat dilihat dari beberapa jenis tanah di
tanah organosol, latosol, regosol, aluvial, litosol, grumusol, andosol,
podzolik merah-kuning dan tanah rendzina.
* Persebaran flora dan fauna di
seperti iklim, kondisi tanah, relief daratan dan formasi geologi. Flora dan
fauna di
bagian Barat, bagian tengah, dan bagian Timur.
* Kondisi sosial
* Kegiatan ekonomi penduduk
menjadi dua macam yaitu sektor agraris dan nonagraris.
* Hubungan antara kondisi fisik dan kondisi sosial di
dari berbagai aktivitas sosial ekonomi di daerah dataran rendah, di daerah
pantai dan di daerah dataran tinggi (pegunungan).
Berdasarkan kondisi fisik alamnya, termasuk di daerah mana kalian tinggal?
Sebutkan potensi-potensi alam yang dapat dan telah dikembangkan di daerah tempat
tinggal kalian! Tulislah hasil deskripsi kalian dalam buku tugas masing-masing,
kumpulkan untuk mendapatkan penilaian dari bapak/ibu guru!
Soal
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Letak astronomis
a. 6o LU - 11o LU dan 94o BT - 141o BT
b. 6o LU - 11o LS dan 94o BT - 141o BT
c. 6o LS - 11o LS dan 94o BB - 141o BB
d. 6o LU - 11o LS dan 94o BT - 141o BB
2. Berikut ini yang merupakan dampak atau pengaruh dari letak astronomis
a.
b.
c.
d.
3. Salah satu hewan endemik di Pulau Jawa adalah ... .
a. anoa c. badak bercula satu
b. tapir d. harimau
4. Berikut merupakan hewan-hewan endemik di
a. Rafflesia arnoldi c. komodo
b. anoa d. badak bercula satu
5. Lahan di sekitar lembah-lembah sungai serta daerah-daerah dataran anjir
pada umumnya sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian karena daerah
ini sangat subur. Hal ini karena tanah yang berkembang adalah jenis tanah
... .
a. litosol c. andosol
b. argonosol d. renzina
6. Kegiatan ekonomi agraris di
a. persawahan pasang surut c. peternakan kerbau rawa
b. perkebunan kelapa d. perkebunan kelapa sawit
Renungkanlah!
Kondisi fisik wilayah yang meliputi unsur letak, relief daratan, jenis tanah,
keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna akan memengaruhi
kehidupan sosial penduduknya. Hal tersebut tercermin dari berbagai bentuk
aktivitas ekonomi yang dilakukan penduduk di berbagai bentang lahan baik
di daerah pantai, dataran rendah maupun dataran tinggi serta pegunungan.
Sehubungan dengan hal tersebut kita harus mampu mengenali berbagai unsur
fisik lingkungan tempat tinggal kita, supaya kita dapat beradaptasi, memanfaatkan
potensi yang ada serta menjaga kelestariannya sehingga dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan.
7. Angin monsun Timur (Tenggara) yang bertiup antara bulan April – Oktober
dari daratan
berupa ... .
a. musim kemarau c. musim dingin
b. musim penghujan d. musim pancaroba
8. Lapisan teratas tanah yang subur disebut ... .
a. topsoil c. regolith
b. subsoil d. bedrock
9. Potensi utama pertambangan
a. emas c. nikel
b. batubara d. intan
10. Berikut merupakan faktor-faktor pembentuk tanah, kecuali ... .
a. cuaca/iklim c. topografi/kemiringan lereng
b. bunga tanah d. batuan induk
11. Arah angin pada gambar di
samping membawa pengaruh
musim ... bagi sebagian besar
wilayah
a. kemarau
b. hujan
c. mareng
d. pancaroba
12. Pak Andi melakukan perjalanan dari
tujuan pada pukul ... .
a. 14.00 WIB c. 15.00 WIT
b. 14.00 WITA d. 16.00 WIT
13. Posisi matahari cenderung berada di sebelah Selatan merupakan dampak
terjadinya gerak semu matahari. Kondisi ini pada umumnya terjadi pada
tanggal ... .
a. 23 Maret c. 23 September
b. 21 Juni d. 22 Desember
14. Antara pertengahan bulan September sampai Maret kedudukan matahari
berada di wilayah bumi bagian Selatan, maka pada saat itu
mengalami musim ... .
a. penghujan c. mareng
b. kemarau d. labuh
15. Berikut adalah jenis-jenis tanah yang bersifat kurang subur dan tidak cocok
untuk pertanian, kecuali jenis tanah ... .
a. organosol c. grumusol
b. aluvial d. rendzina
16. Kawasan sabana di Nusa Tenggara sangat potensial untuk kegiatan ... .
a. pertanian lahan kering c. peternakan kuda
b. kehutanan d. sawah pasang surut
17. Kegiatan ekonomi agraris yang banyak diusahakan di Pulau
adalah meliputi kegiatan berikut ini, kecuali ... .
a. hutan primer c. pertanian lahan gambut
b. hutan sekunder d. perkebunan sagu
18. 1. Plaju dan Bukitasam 3. Dumai dan Pangkalanbrandan
2. Dumai dan Sawahlunto 4. Tarakan dan Wonokromo
Kota-kota di atas yang merupakan pusat pertambangan minyak dan gas
ditunjukkan dengan nomor ... .
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
19. Peternakan khas yang dapat dikembangkan di
kondisi alamnya adalah peternakan ... .
a. kuda c. babi hutan
b. kerbau rawa d. sapi hutan (anoa)
20. Berikut ini adalah berbagai kegiatan sosial ekonomi yang dilakukan
masyarakat yang tinggal di daerah pantai, kecuali ... .
a. pembuatan tambak-tambak garam
b. pertanian pasang surut
c. pengembangan sektor pariwisata
d. pertanian lading
B. Kerjakan soal-soal berikut!
1. Jelaskan letak astronomis dan geografis
terhadap kondisi iklim di
2. Jelaskan proses terjadinya musim penghujan dan musim kemarau di
dengan disertai gambar!
3. Berilah penjelasan secara singkat tentang tiga jenis tanah di
kalian ketahui!
4. Sebut dan jelaskan jenis-jenis perdagangan berdasarkan luas jangkauan
pemasarannya!
5. Mengapa pusat-pusat perdagangan pada umumnya terdapat di kota-kota?
Jelaskan beberapa faktor yang memengaruhinya!
6. Gambarkanlah skema gerak semu matahari! Apa dampaknya terhadap
perubahan musim di Kepulauan
7. Apa yang dimaksud dengan perdagangan intersuler? Berilah contohnya!
8. Sebutkan jenis-jenis tanah berdasarkan proses pembentukan dan tingkat
kesuburannya!
9. Jelaskan ciri-ciri industri besar dan berikan contohnya!
10. Mengapa pemerintah perlu melakukan pemerataan pembangunan hingga
ke daerah-daerah?
***
Sumber :
Senin, 22 September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar