Senin, 22 September 2008

BAB 1 KONDISI FISIK WILAYAH DAN PENDUDUK INDONESIA

PETA KONSEP

Unsur fisik wilayah

- letak

- relief daratan

- persebaran Jenis tanah

Unsur/kondisi sosial

- suku bangsa

- bahasa

- agama

Wilayah Indonesia

Kegiatan Ekonomi

penduduk Indonesia

- Agraris

- Nonagraris

Persebaran Flora dan

Fauna di Indonesia

Hubungan kondisi

fisik dan sosial di

Indonesia

Negara Indonesia merupakan rangkaian gugusan pulau yang

terbentang sepanjang + 5.600 km dari Sabang hingga Merauke.

Wilayah negara Republik Indonesia mempunyai gugusan pulau

terbanyak di dunia. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah pulau

di Indonesia mencapai 18.110 buah (Buku Pintar Seri Senior, 2003),

terdiri atas pulau besar dan kecil, baik yang berpenghuni ataupun

tidak. Keberadaan pulau-pulau dan luas wilayah tersebut

merupakan salah satu unsur fisik penyusun wilayah Indonesia yang

akan kita pelajari dalam bab ini. Adapun unsur sosialnya akan kita

bahas pada bab tersendiri.

KONDISI FISIK WILAYAH

DAN PENDUDUK

1 INDONESIA

BAB

Pelapukan kimia.

Pelapukan fisik terjadi karena aktivitas tenaga-tenaga eksogen,

seperti perbedaan suhu udara, terpaan angin, tenaga arus air atau

gelombang serta gletser yang terjal secara terus menerus pada

batuan. Pelapukan biologi terjadi karena adanya aktivitas makhluk

hidup, baik hewan atau tumbuhan, di dalam tanah yang menyebabkan

lapuk dan pecahnya lapisan batuan menjadi massa batuan yang

lebih kecil hingga menjadi tanah. Adapun pelapukan kimia terjadi

karena adanya proses kimia yang terjadi dan mengubah susunan

kimia batuan sehingga batuan lebih mudah lapuk dan pecah menjadi

massa batuan yang lebih kecil hingga menjadi tanah. Ketiga proses

tersebut tentu saja memerlukan waktu dan intensitas yang terus

menerus sehingga pembentukan tanah merupakan suatu proses

yang sangat lama. Ketiga proses tersebut telah kalian pelajari di

kelas VII, coba bukalah kembali catatan kalian tentang ketiga proses

pelapukan batuan tersebut!

a. Tanah Vertikal

Bentuk persebaran tanah vertikal dapat kalian lihat saat ada

penggalian parit, liang, atau sumur. Saat mencapai kedalaman

tertentu, kalian akan melihat perbedaan warna lapisan tanah.

Perbedaan warna lapisan tanah tersebut dikenal dengan sebutan

profil tanah. Secara garis besar, profil tanah terdiri atas empat lapisan.

1) Lapisan tanah atas

Lapisan tanah atas disebut juga topsoil, merupakan

bentuk lapisan tanah yang paling subur, berwarna

cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki

ketebalan hingga 30 cm. Pada lapisan tanah inilah

berkembang aktivitas organisme tanah. Warna

cokelat kehitaman dan kesuburan tanah pada lapisan

ini disebabkan pengaruh humus (bunga tanah), yaitu

campuran sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati

dan membusuk di dalam lapisan atas.

2) Lapisan tanah bawah

Lapisan tanah bawah disebut juga subsoil, merupakan

lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan

topsoil. Lapisan ini memiliki sifat kurang subur karena

memiliki kandungan zat makanan yang sangat

sedikit, berwarna kemerahan atau lebih terang,

strukturnya lebih padat, dan memiliki ketebalan

antara 50 - 60 cm. Pada lapisan ini, aktivitas

organisme dalam tanah mulai berkurang, demikian

juga dengan sistem perakaran tanaman. Hanya

tanaman keras yang berakar tunggang saja yang

mampu mencapainya.

3) Lapisan bahan induk tanah

Lapisan bahan induk tanah disebut juga regolith,

merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah.

Pada profil tanah, lapisan ini berwarna kelabu

keputih-putihan, bersifat kurang subur karena tidak

banyak mengandung zat-zat makanan, strukturnya

sangat keras, dan sulit ditembus sistem perakaran.

Di lereng-lerang pegunungan lipatan atau patahan,

Tanah yang ideal untuk pertanian adalah tanah yang mengandung

unsur bahan mineral (45%), air (20-30%), udara (20-30%)

dan bahan organik (5%). Akan tetapi, kondisi tersebut biasanya

sulit ditemui secara ideal di lapangan karena adanya perbedaan

jenis tanah. Berdasarkan proses pembentukannya, maka tanah dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis menurut sifat-sifatnya. Jenis-jenis

tanah di Indonesia, antara lain, dapat dibedakan seperti berikut

ini.

Lapisan ini seringkali tersingkap dengan jelas.

Akan tetapi karena sifat-sifat tersebut, maka

lapisan tanah ini sulit dibudidayakan dan hanya

akan menghasilkan tanaman yang kerdil dan

tidak berkembang.

4) Lapisan batuan induk

Lapisan batuan induk disebut juga bedrock,

merupakan bentuk batuan pejal yang belum mengalami proses

pemecahan. Lapisan ini terletak di lapisan paling bawah,

sehingga jarang dijumpai manusia. Akan tetapi di pegunungan

lipatan atau patahan, lapisan ini terkadang tersingkap dan

berada di lapisan atas. Bila hal ini terjadi, maka lahan tersebut

merupakan lahan yang tandus dan tidak dapat ditanami karena

masih merupakan lapisan batuan.

b. Jenis-Jenis Tanah (Persebaran Tanah Horizontal)

Persebaran tanah secara horizontal di Indonesia dapat dibedakan

menjadi beberapa jenis, berikut ini.

1) Tanah gambut (organosol)

Tanah gambut berwarna hitam, memiliki kandungan air dan

bahan organik yang tinggi, memiliki pH atau tingkat keasaman

yang tinggi, miskin unsur hara, drainase jelek, dan pada umumnya

kurang begitu subur. Di Indonesia, persebaran tanah

gambut paling banyak terdapat di Kalimantan Selatan, disusul

Sumatra Selatan, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat,

Jambi, Kalimantan Timur, dan Papua bagian Selatan. Karena

sifatnya yang kurang subur, maka pemanfaatan jenis tanah ini

terbatas untuk pertanian perkebunan seperti karet, kelapa dan

palawija.

2) Tanah latosol

Tanah latosol berwarna merah kecokelatan,

memiliki profil tanah yang dalam, mudah

menyerap air, memiliki pH 6 – 7 (netral)

hingga asam, memiliki zat fosfat yang

mudah bersenyawa dengan unsur besi dan

aluminium, kadar humusnya mudah

menurun. Tersebar di kawasan Bukit

Barisan (Sumatra), Jawa, Kalimantan

Timur dan Selatan, Bali, Papua, dan

Sulawesi. Jenis tanah ini pada dasarnya

merupakan bentuk pelapukan dari batuan

vulkanis.

3) Tanah regosol

Tanah regosol merupakan hasil erupsi gunung berapi, bersifat

subur, berbutir kasar, berwarna keabuan, kaya unsur hara,

pH 6 - 7, cenderung gembur, kemampuan menyerap air tinggi,

Proses pembentukan tanah (pedogenesis)

dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu faktor iklim, organisme

(makhluk hidup), topografi (relief),

bahan induk, dan faktor waktu.

4) Tanah aluvial

Tanah aluvial meliputi lahan yang sering mengalami banjir,

sehingga dapat dianggap masih muda. Sifat tanah ini

dipengaruhi langsung oleh sumber bahan asal sehingga

kesuburannya pun ditentukan sifat bahan asalnya. Misalnya

tanah yang terdapat di Lembah Sungai Bengawan Solo yang

berasal dari pegunungan karst (Pegunungan Sewu), umumnya

kurang subur karena kekurangan unsur fosfor dan kalium.

Sebaliknya, tanah di lembah Sungai Opak, Progo, dan Glagah

yang berasal dari Gunung Merapi umumnya lebih subur karena

tergolong gunung muda sehingga kaya akan unsur hara dan

tersusun atas debu vulkanis yang produktif. Secara umum,

sifat jenis tanah ini mudah digarap, dapat menyerap air, dan

permeabel sehingga cocok untuk semua jenis tanaman

pertanian. Tersebar luas di sepanjang lembah sungai-sungai

besar di Indonesia.

5) Tanah litosol

Tanah litosol dianggap sebagai lapisan

tanah yang masih muda, sehingga bahan

induknya dangkal (kurang dari 45 cm) dan

seringkali tampak di permukaan tanah

sebagai batuan padat yang padu. Jenis

tanah ini belum lama mengalami

pelapukan dan sama sekali belum

mengalami perkembangan. Jika akan

dimanfaatkan untuk lahan pertanian, maka

jenis tanah ini harus dipercepat

perkembangannya, antara lain, dengan

penghutanan atau tindakan lain untuk

mempercepat pelapukan dan pembentukan topsoil. Jenis tanah

ini tersebar luas di seluruh Kepulauan Indonesia, meliputi Jawa

Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku

Selatan. Adapun di Sumatra, jenis tanah ini terdapat di wilayah

yang tersusun dari batuan kuarsit, konglomerat, granit, dan

batu lapis.

6) Tanah grumusol

Tanah grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat,

berwarna kelabu hingga hitam, pH netral hingga alkalis, dan

mudah pecah saat musim kemarau. Di Indonesia, jenis tanah

ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih

dari 300 m di atas permukaan laut dengan topografi agak

bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata 25oC,

dan mudah tererosi. Persebaran jenis tanah ini di Indonesia

terdapat di setiap pulau yang memiliki gunung api, baik yang

masih aktif ataupun yang sudah mati. Banyak dimanfaatkan

untuk lahan pertanian.

Curah hujan <2.500>

musim hujan dan kemarau yang nyata.

Persebarannya meliputi Sumatra Barat, Jawa

Barat (daerah Cianjur), Jawa Tengah (Demak,

Grobogan), Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro,

Ngawi, Madiun, dan Bangil), serta di Nusa

Tenggara Timur. Pemanfaatan jenis tanah ini

pada umumnya untuk jenis vegetasi rumputrumputan

atau tanaman keras semusim

(misalnya pohon jati).

7) Tanah andosol

Tanah andosol terbentuk dari endapan abu

vulkanik yang telah mengalami pelapukan

sehingga menghasilkan tanah yang subur.

Jenis tanah ini berwarna cokelat kehitaman,

tersebar di pulau-pulau yang memiliki gunung

api aktif, seperti di Sumatra bagian Barat,

Jawa, Bali, dan sebagian Nusa Tenggara. Tanah jenis ini banyak

ditemukan di dataran tinggi bersuhu sedang hingga dingin.

Oleh karena itu, jenis tanah ini banyak dikembangkan untuk

tanaman perkebunan dan hortikultura.

8) Tanah podzolik merah-kuning

Tanah podzolik merah-kuning merupakan

jenis tanah yang memiliki persebaran terluas di

Indonesia. Berasal dari bahan induk batuan

kuarsa di zona iklim basah dengan curah hujan

antara 2.500 - 3.000 mm/tahun. Sifatnya mudah

basah dan mudah mengalami pencucian oleh air

hujan, sehingga kesu-burannya berkurang.

Dengan pemupukan yang teratur, jenis tanah ini

dapat dimanfaatkan untuk persawahan dan

perkebunan. Tersebar di dataran-dataran tinggi

Sumatra, Sulawesi, Papua, Kalimantan, Jawa

Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara.

9) Tanah rendzina

Tanah rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau

Indonesia. Berdasarkan luasannya, daerah-daerah di Indonesia

yang memiliki jenis tanah ini adalah Maluku, Papua, Aceh,

Sulawesi Selatan, Lampung, dan Pegunungan Kapur di Jawa.

Rendzina merupakan tanah padang rumput yang tipis berwarna

gelap, terbentuk dari kapur lunak, batu-batuan mergel, dan

gips. Pada umumnya memiliki kandungan Ca dan Mg yang

tinggi dengan pH antara 7,5 - 8,5 dan peka terhadap erosi.

Jenis tanah ini kurang bagus untuk lahan pertanian, sehingga

dibudidaya-kan untuk tanaman-tanaman keras semusim dan

palawija.

Di permukaan bumi, tanah atau

lahan mempunyai kemampuan

yang berbeda-beda yang disebabkan

oleh sifat fisik tanah seperti

tekstur tanah, permeabilitas tanah,

solum tanah, kemiringan lereng,

tingkat erosi, serta kondisi drainase

tanah (pengutusan tanah) yaitu

kemampuan tanah dalam menyalurkan

air.

a. Iklim

Unsur iklim yang berpengaruh terhadap

keanekaragaman flora, antara lain, curah

hujan, suhu, kelembapan udara dan angin. Ke

empat unsur tersebut akan membentuk suatu

kondisi lingkungan tertentu yang memengaruhi

sifat-sifat fisik dan kimia tanah.

Daerah dengan curah hujan dan kelembapan

udara yang tinggi cenderung memiliki

vegetasi yang beraneka ragam, misalnya hutan

hujan tropis di pedalaman Kalimantan.

Kondisi fisik hutan hujan tropis, antara lain,

pohonnya besar-besar, ketinggian pohon

beragam, suasana selalu basah atau lembap,

daun-daun lebat sehingga sinar matahari terhalang dan tidak dapat

menyinari lantai hutan secara langsung, dan banyak ditemui

vegetasi yang merambat.

B. Persebaran Flora dan Fauna

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dari

berbagai penelitian menyebutkan bahwa > 10% kehidupan jenis

mahkluk hidup di muka bumi ini ada di Indonesia, sedangkan luas

daratan Indonesia hanya < 1

75 dari seluruh luas daratan di dunia.

Keadaan ini menempatkan Indonesia sebagai satu di antara tujuh

negara mega biodiversity, dengan luas hutan tropis terbesar ketiga

setelah Brasil (Amerika Selatan) dan Zaire (Afrika).

1. Dunia Tumbuhan (Flora)

Persebaran jenis-jenis tumbuhan di Indonesia tidaklah merata.

Daerah yang memiliki jenis tumbuhan terbanyak terdapat di kawasan

hutan hujan primer di dataran rendah Kalimantan, disusul oleh Papua,

Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku, serta kawasan Nusa Tenggara.

Perbedaan jenis dan persebaran flora ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain, iklim, kondisi tanah, relief daratan, dan formasi

geologi.

Diskusikan dengan kelompok kalian tentang dampak positif dan dampak negatif dari

kondisi fisik Indonesia berdasarkan letak, topografi, dan keadaan tanahnya! Tulislah

hasil diskusi kalian pada selembar kertas dan serahkan kepada bapak/ibu guru untuk

diberi penilaian!

b. Kondisi Tanah

Kondisi tanah berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.

Kondisi tanah dipengaruhi oleh iklim dan batuan induk atau bahan

penyusun lapisan tanah. Iklim dapat mempercepat proses pelapukan

dan pembentukan tanah, sedangkan batuan induk menentukan sifat

dasar tanah. Misalnya, batuan kapur akan menghasilkan tanah

laterit yang kurang subur, sedangkan endapan vulkanik akan menghasilkan

jenis tanah andosol yang subur.

c . Relief Daratan

Relief daratan berhubungan dengan ketinggian tempat dan

kemiringan lereng. Seperti telah kita ketahui, ketinggian tempat

erat kaitannya dengan suhu dan iklim setempat, sehingga pada

akhirnya akan berpengaruh terhadap jenis vegetasinya. Masih

ingatkah kalian dengan pembagian iklim menurut Junghuhn?

Junghuhn membagi iklim berdasarkan dua faktor, yaitu

ketinggian tempat dan jenis tanaman. Masing-masing ketinggian

tempat memiliki suhu atau temperatur yang berbeda-beda sehingga

suatu daerah dapat dibedakan atas daerah sedang, daerah sejuk,

dan daerah dingin. Keadaan ini juga akan memengaruhi jenis

tanaman tertentu yang bisa hidup. Untuk lebih jelasnya kalian dapat

membuka buku kalian pada kelas VII.

d. Formasi Geologi

Formasi geologi berpengaruh terhadap persebaran jenis batuan

dasar dan jenis vegetasi. Telah kita ketahui, bahwa sejarah geologi

Kepulauan Indonesia terdiri atas dua paparan benua, yaitu paparan

Benua Asia untuk wilayah Indonesia bagian Barat (Pulau Sumatra,

Kalimantan, Jawa, dan Bali) serta paparan Benua Australia untuk

wilayah Indonesia bagian Timur (Kepulauan Maluku, Papua, dan Aru).

Di antara kedua paparan benua tersebut terdapat zona peralihan

(Kepulauan Nusa Tenggara dan Sulawesi) yang mempunyai corak

atau ciri khas tersendiri.

Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi persebaran flora

tersebut, secara garis besar, jenis-jenis flora di Indonesia dapat

dibedakan, berikut ini.

a. Flora di Indonesia Bagian Barat

Flora di wilayah Indonesia bagian Barat didominasi oleh

vegetasi hutan hujan tropis yang selalu basah. Hal ini dikarenakan

pada kawasan ini mempunyai curah hujan dan kelembapan yang

cukup tinggi. Jenis-jenis flora di kawasan ini memiliki kesamaan

ciri dengan flora di Benua Asia pada umumnya. Adapun flora tipe

Asia (Asiatis) memiliki ciri-ciri, berikut ini.

1) Memiliki berbagai jenis tumbuhan kayu yang berharga,

misalnya jati, meranti, kruing, mahoni, dan sejenisnya.

c . Flora di Indonesia Bagian Timur

Flora di wilayah Indonesia bagian Timur didominasi

oleh hutan hujan tropis. Akan tetapi, jenis

tumbuhannya berbeda dengan jenis tumbuhan di

wilayah Indonesia bagian Barat. Jenis flora di wilayah hutan hujan

tropis bagian Timur memiliki kesamaan dengan flora di kawasan

Benua Australia, sehingga jenis floranya bersifat Australis. Salah

satu flora ciri khas di kawasan Indonesia Timur adalah anggrek.

2) Selalu hijau sepanjang tahun.

3) Bersifat heterogen.

Selain itu, di wilayah Indonesia bagian Barat juga

terdapat tumbuhan endemik (hanya ada di daerah

tersebut), yaitu Raflesia arnoldi di Sumatra.

Wilayah Indonesia bagian Barat juga banyak

dijumpai kawasan hutan mangrove (hutan bakau), antara

lain di pantai Timur Sumatra, pantai Barat dan Selatan

Kalimantan, serta pantai Barat dan Utara Jawa.

b. Flora di Indonesia Bagian Tengah

Daerah peralihan meliputi wilayah Pulau Sulawesi

dan kepulauan di sekitarnya serta Kepulauan Nusa

Tenggara. Di kawasan ini tidak kita jumpai adanya

hutan yang lebat. Jenis hutan yang ada hanyalah hutan

semusim atau hutan homogen yang tidak begitu

lebat, bahkan di kawasan Nusa Tenggara kita hanya

akan menjumpai adanya sabana dan stepa. Sabana

adalah padang rumput yang luas dengan tumbuhan

kayu di sana-sini, sedangkan stepa adalah tanah kering

yang hanya ditumbuhi semak belukar. Kondisi ini

terjadi karena di wilayah Nusa Tenggara memiliki

curah hujan yang relatif lebih sedikit bila dibandingkan

pulau-pulau lain di Indonesia. Jenis tumbuhan

yang mendominasi di wilayah Indonesia bagian

tengah, antara lain, jenis palma, cemara, dan pinus.

Persebaran flora dan fauna di

dunia dipelajari dalam cabang ilmu

biogeografi dengan menggunakan

pendekatan biogeografi sejarah

(yaitu melihat dari sudut pandang

perkembangan dan evolusi kelompok

organisme, iklim, migrasi,

gerakan bumi pada masa lalu, serta

hubungan ekologis masa lalu

dengan sekarang), serta pendekatan

biogeografi ekologi (yaitu

melihat dari sudut pandang

interaksi antarorganisme serta

interaksi organisme dengan

lingkungannya).

2. Dunia Hewan (Fauna)

Keanekaragaman fauna di Indonesia secara langsung atau tidak

langsung dipengaruhi oleh keadaan floranya. Luasnya wilayah dan

sejarah geologi yang panjang menempatkan Indonesia sebagai

negara yang memiliki kekayaan fauna yang patut dibanggakan.

Berdasarkan penelitian, 17% jenis burung dunia, 16% jenis reptil

dunia, dan 12% jenis mamalia dunia dapat dijumpai di Indonesia.

Angka-angka tersebut belum termasuk fauna endemik, diperkirakan

200 dari 515 jenis mamalia di Indonesia adalah jenis mamalia

endemik, demikian pula 430 dari 1.519 jenis burung yang ada.

Kepulauan Indonesia memiliki sejarah

geologis yang menarik. Hal ini berpengaruh

terhadap persebaran faunanya. Laut yang

memisahkan antarpulau membatasi hubungan

antarfauna sejenis, sehingga mereka secara

berangsur-angsur berkembang dengan cara

mereka masing-masing sesuai dengan adaptasi

mereka terhadap lingkungan setempat. Hal

inilah salah satu faktor yang memunculkan

keanekaragaman fauna di Indonesia. Secara

garis besar, persebaran fauna di Indonesia

dapat dibedakan menjadi fauna Indonesia

bagian Barat, fauna Indonesia bagian tengah,

dan fauna Indonesia bagian Timur.

a. Fauna Indonesia Bagian Barat

Fauna Indonesia bagian Barat adalah

fauna-fauna yang terdapat di Pulau Sumatra,

Kalimantan, Jawa, dan pulaupulau

kecil di sekitarnya.

Dahulu pulau-pulau tersebut

merupakan satu daratan

dengan Semenanjung Malaka

(Benua Asia), sehingga flora

dan faunanya dapat berkembang

dan berpencar secara

bebas. Ketika Sumatra,

Kalimantan, dan Jawa terpisah

dari Benua Asia, maka masingmasing

daerah tersebut

membawa perwakilan jenis

flora dan fauna yang sama.

Oleh karena itu, jenis fauna di

wilayah Indonesia bagian

Barat disebut juga dengan jenis

fauna Asiatis.

Beberapa ciri fauna Asiatis,

antara lain, banyak dijumpai

mamalia ukuran besar, banyak

dijumpai berbagai jenis kera

dan jenis ikan air tawar, akan

tetapi sedikit jenis burung berwarna. Beberapa jenis fauna endemik

di wilayah Indonesia bagian Barat, antara lain, badak bercula satu,

burung merak, jalak bali, dan orang utan.

c . Fauna Indonesia Bagian Timur

Fauna Indonesia bagian Timur

adalah jenis fauna yang terdapat di

Pulau Papua, Kepulauan Aru, dan

beberapa pulau kecil di sekitarnya.

Dahulu pulau-pulau tersebut merupakan

satu kesatuan dengan Benua

Australia sehingga flora dan faunanya

dapat berkembang dan berpencar

secara bebas. Ketika Papua dan

beberapa pulau lainnya terpisah dari

Benua Australia, maka daerah-daerah

tersebut membawa perwakilan jenis

flora dan fauna yang sama. Oleh

karena itu, jenis fauna di wilayah

Indonesia bagian Timur disebut juga

dengan jenis fauna Australis.

Karakteristik fauna di wilayah Indonesia Timur berbeda

dengan karakteristik fauna di Indonesia bagian tengah. Perbedaan

wilayah ini dibatasi oleh garis khayal yang dikenal dengan sebutan

garis Webber. Beberapa ciri fauna Australis, antara lain, memiliki

jenis mamalia berukuran kecil, hanya memiliki satu jenis kera,

terdapat jenis hewan berkantung, banyak terdapat jenis burung

berbulu indah, akan tetapi sedikit jenis ikan air tawar. Beberapa

jenis fauna endemik di wilayah Indonesia bagian Timur, antara

lain, burung cendrawasih, dan burung kasuari.

Pembagian wilayah flora dan fauna oleh garis Wallacea dan

Webber tersebut didasarkan pada kesamaan sifat makhluk hidup dan

sejarah geologi yang memengaruhi persebarannya. Apabila dipetakan,

b. Fauna Indonesia Bagian Tengah

Jenis fauna Indonesia tengah terdapat di

Pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan

beberapa pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia

bagian tengah ini merupakan fauna peralihan,

karena mempunyai ciri khas tersendiri bila

dibandingkan dengan fauna Indonesia

bagian Barat ataupun fauna Indonesia bagian

Timur. Perbedaan karakteristik fauna antara

Indonesia bagian Barat dengan Indonesia

bagian tengah dibatasi dengan garis khayal

yang dikenal dengan sebutan Garis Wallacea.

Hewan khas yang terdapat di wilayah

Indonesia bagian tengah, antara lain, burung

maleo, anoa, komodo, dan babirusa.

maka lintasan garis Wallacea dan Webber akan tampak seperti berikut

ini.

C. Kondisi Sosial Indonesia

1. Suku Bangsa

Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

suku bangsa dan keturunan. Secara etimologis,

sebagian besar suku bangsa di Indonesia berasal

dari keturunan rumpun bangsa Mongoloid. Mereka

pada umumnya tersebar di wilayah Indonesia

bagian Barat. Sebagian lagi, terutama yang tinggal

di wilayah Indonesia bagian Timur, merupakan

keturunan Melanesia dan Negroid.

Wilayah Indonesia yang sangat luas dengan

kondisi alam yang beraneka ragam menghasilkan

suatu pola kehidupan masyarakat yang

beraneka ragam pula. Kebiasaan masyarakat

yang tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh

kondisi fisik lingkungan setempat. Hal inilah

yang menyebabkan bangsa Indonesia memiliki

beraneka ragam suku bangsa dengan berbagai

adat dan budayanya yang unik. Tercatat tidak

kurang dari 250 suku bangsa yang telah dapat

diidentifikasi di Indonesia. Beberapa suku bangsa

memiliki jumlah penduduk yang besar, di antaranya

adalah suku Jawa (45% jumlah penduduk

Indonesia), Sunda (14% jumlah penduduk Indonesia), Madura (8%),

dan Batak (7%).

2. Penduduk

Indonesia termasuk salah satu negara yang

memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Jumlah

penduduk Indonesia adalah 205,8 juta jiwa (BPS, 2005).

Berdasarkan jumlah penduduk tersebut, Indonesia menempati

urutan keempat dunia setelah Amerika Serikat, urutan ketiga di Asia

setelah India dan merupakan negara dengan jumlah penduduk

terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan dari data-data kependudukan yang ada persebaran

penduduk di beberapa wilayah di Indonesia masih belum merata.

Sekitar 60% penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Ketidakmerataan penduduk di Indonesia menyebabkan pula

ketidakseimbangan daya dukung wilayah antara Pulau Jawa dengan

di luar Pulau Jawa. Kondisi demikian, merupakan suatu masalah

bagi pemerintah terkait dalam upaya pemerataan pembangunan

maupun dalam hubungannya dengan pertahanan dan keamanan. Hal

ini perlu mendapat perhatian dan upaya penanganan dari pemerintah

mengingat penduduk merupakan salah satu unsur penting yang dapat

menunjang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Ulasan tentang penduduk Indonesia dengan segala dinamikanya

dapat kalian pelajari lebih lanjut pada bab dinamika penduduk dalam

buku ini.

3. Bahasa

Bahasa resmi yang digunakan di Indonesia adalah bahasa

Indonesia. Bahasa Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Melayu

yang berkembang di beberapa negara di wilayah Asia Tenggara,

seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Indonesia. Selain

bahasa Indonesia, terdapat sekitar 300 bahasa daerah dengan dialek

bahasa dan jenis aksaranya masing-masing. Beberapa bahasa daerah

yang berkembang, antara lain, bahasa Jawa (memiliki lebih dari 80

juta penutur dengan dialek daerah yang berbeda-beda) yang

digunakan di Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Selain itu terdapat

juga bahasa dan dialek Sunda di Jawa Barat. Di Sumatra berkembang

bahasa dan dialek Aceh, Batak, dan Minangkabau. Di Kalimantan

berkembang bahasa Melayu dengan dialek Iban, Kahayan, dan

berbagai dialek daerah lainnya. Di Bali dan Nusa Tenggara

berkembang bahasa dan dialek Bali, Sasak, dan Sumbawa. Di Sulawesi

dan Minahasa berkembang bahasa dan dialek Toraja, Bugis, dan

Makassar. Adapun di Papua berkembang bahasa dan dialek Papua.

Keanekaragaman suku bangsa tersebut melahirkan

keanekaragaman budaya. Berbagai peninggalan budaya

yang terkenal antara lain, berbagai bentuk candi,

pakaian tradisional, tarian, wayang, kesusastraan,

upacara adat, dan berbagai seni pertunjukan lainnya.

Menurut Koentjaraningrat, suku

bangsa adalah suatu golongan

manusia yang terikat oleh kesadaran

dan jati diri mereka akan kesatuan

dari kebudayaan mereka yang

tidak ditentukan oleh orang yang

berada di luar sistem kebudayaan

mereka.

4. Agama

Kepercayaan asli nenek moyang Indonesia

adalah animisme dan dinamisme. Animisme adalah

kepercayaan terhadap roh yang menempati bendabenda

tertentu. Adapun dinamisme adalah

kepercayaan bahwa benda-benda tertentu mempunyai

kekuatan. Kepercayaan ini sudah ada jauh

sebelum kedatangan ajaran agama di Indonesia.

Agama yang terbesar jumlah penganutnya di

Indonesia adalah agama Islam, > 85% penduduknya

memeluk agama ini. Agama lain yang berkembang

adalah agama Kristen, Katolik, Hindu,

Buddha, dan Kong Hu Cu. Selain itu terdapat berbagai jenis aliran

kepercayaan kepada Tuhan yang berkembang di masyarakat.

Selain perkembangan bahasa dan dialek daerah tersebut, terdapat

juga aksara-aksara lama selaku aksara daerah yang digunakan dalam

penulisan hasil-hasil kesusastraan masa lampau. Bentuk-bentuk aksara

tersebut, di antaranya aksara Jawa, aksara Bali, aksara Batak, dan

aksara Bugis.

5. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator penunjang naiknya

tingkat kualitas penduduk. Pada tahun ajaran 2000, tidak kurang

dari 28,7 juta anak Indonesia terdaftar sebagai siswa sekolah dasar.

Pemerintah mengadakan program wajib belajar 6 tahun bagi warga

negaranya. Kondisi ini kemudian semakin berkembang dengan

digalakkannya program pendidikan dasar hingga 9 tahun yang

meliputi pendidikan sekolah dasar (6 tahun) dan sekolah menengah

pertama (3 tahun). Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas

penduduk Indonesia.

Buatlah kliping tentang kekayaan budaya daerah masyarakat Indonesia dari berbagai

media cetak! Kerjakan secara berkelompok dan serahkan hasilnya kepada bapak/ibu guru!

D. Kegiatan Ekonomi Penduduk Indonesia

Kegiatan ekonomi meliputi semua bentuk kegiatan penduduk

dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan ekonomi

manusia bermacam-macam. Secara garis besar dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu kegiatan ekonomi agraris dan kegiatan ekonomi

nonagraris.

1. Kegiatan Ekonomi Agraris

Kegiatan ekonomi agraris adalah kegiatan ekonomi

penduduk dalam memanfaatkan faktor-faktor alam,

khususnya dalam bidang pertanian; termasuk di

dalamnya adalah peternakan, perikanan, perkebunan,

dan kehutanan. Pada umumnya, kegiatan ekonomi

agraris berpusat di daerah-daerah pedesaan yang masih

menyediakan lahan yang cukup luas.

Secara umum, pertanian atau persawahan banyak

diusahakan di daerah pedesaan Pulau Jawa, Sumatra,

Kalimantan, Bali, dan sebagian Sulawesi. Akan tetapi,

dari beberapa daerah tersebut, Pulau Jawa merupakan

pusat penghasil padi utama, hal ini dikarenakan kondisi

alam di Pulau Jawa sangat mendukung. Meskipun luas,

lahan pertaniannya semakin berkurang dari tahun ke

tahun. Selain pertanian, kegiatan ekonomi agraris lain yang

diusahakan adalah perikanan darat, perkebunan, dan peternakan.

Di wilayah Sumatra, kegiatan ekonomi

agraris didominasi oleh tanaman perkebunan. Jenis

tanaman perkebunan utama adalah kelapa sawit,

di samping teh, kopi, karet, dan beberapa jenis

buah-buahan. Perkebunan kelapa sawit di

Sumatra merupakan yang terluas di Asia

Tenggara. Pertanian padi diusahakan di daerah

pedesaan, sedangkan perikanan darat banyak

diusahakan di danau, rawa-rawa, dan sungaisungai

besar dengan menggunakan sistem

karamba. Adapun jenis ternak yang diusahakan

relatif sama dengan jenis ternak di Pulau Jawa.

Sumber: Indonesian Heritage -

Manusia, 2002

Gambar 1.21 Persawahan

merupakan kegiatan ekonomi

agraris utama di Pulau Jawa.

Di wilayah Kalimantan, kegiatan ekonomi

agraris didominasi oleh hutan primer dan hutan produksi.

Keberadaan hutan di Kalimantan merupakan salah satu yang terluas

di dunia, di dalamnya tersimpan kekayaan flora dan fauna. Di

samping itu, kegiatan ekonomi agraris lain adalah perkebunan

(khususnya perkebunan kayu). Jenis peternakan yang diusahakan

relatif hampir sama dengan jenis peternakan di Pulau Jawa, namun

ada jenis peternakan yang unik dilakukan di Kalimantan, yaitu

peternakan jenis kerbau rawa. Adapun jenis perikanan darat banyak

diusahakan di danau, sungai, dan rawa-rawa.

Di wilayah Papua, kegiatan ekonomi agraris masih didominasi

oleh kegiatan kehutanan, perkebunan sagu, dan sistem pertanian

lahan kering (peladangan dan tegalan). Jenis tanaman yang diusahakan

oleh penduduk pada umumnya jenis sayuran, sagu, umbiumbian,

dan palawija yang digunakan sebagai bahan makanan pokok.

Jenis ikan air tawar di Papua sebenarnya sangat banyak dan beragam,

namun belum dibudidayakan lebih lanjut. Pemanfaatannya

masih dilakukan dengan cara

tradisional, demikian juga dengan peternakan.

Kegiatan ekonomi agraris di Sulawesi dan

Maluku didominasi oleh kegiatan perkebunan

rempah-rempah, sagu, kopi, dan buah-buahan.

Maluku memang terkenal sebagai penghasil rempahrempah,

terutama lada dan pala sejak zaman dahulu.

Sementara itu, kegiatan perikanan darat banyak

diusahakan dengan sistem karamba di perairan

danau, misalnya di Danau Tempe dan Danau Poso.

Di wilayah Nusa Tenggara, budidaya pertanian

persawahan kurang cocok diterapkan, karena

di wilayah tersebut curah hujannya relatif lebih

sedikit bila dibandingkan dengan daerah lain.

Tanaman yang dibudidayakan adalah umbi-umbian,

palawija, serta tanaman perkebunan, seperti kopi,

cokelat, dan nira. Kegiatan peternakan di daerah

ini didominasi hewan-hewan besar, seperti kuda,

rusa, dan sapi. Hal ini dikarenakan pada daerah ini

banyak terdapat sabana atau padang rumput.

Selain itu, kekayaan hayati laut di perairan

Indonesia juga menghasilkan udang, ikan, rumput

laut, dan mutiara. Secara umum, penangkapan ikan lebih intensif

diusahakan di perairan sebelah Barat Sumatra dan sebelah Selatan

Jawa, perairan Aru, serta perairan Laut Banda. Adapun perairan

Laut Jawa, Selat Malaka, dan Selat Makassar banyak menghasilkan

udang dan ikan; sedangkan mutiara banyak dibudidayakan di

perairan Lombok, perairan Aru, dan perairan Maluku.

2. Kegiatan Ekonomi Nonagraris

Kegiatan ekonomi nonagraris umumnya lebih berkembang di

kawasan perkotaan, khususnya di kota-kota besar. Kegiatan

ekonomi nonagraris meliputi usaha pertambangan, industri,

perdagangan, dan jasa.

a. Pertambangan

Pertambangan di Indonesia tersebar luas di berbagai wilayah

dan menghasilkan berbagai jenis bahan tambang. Akan tetapi, hasil

utama pertambangan di Indonesia adalah minyak dan gas (migas)

serta batu bara.

1) Minyak dan Gas

Tambang-tambang minyak bumi diusahakan di darat

maupun di lepas pantai. Dalam suatu usaha eksplorasi minyak

bumi, kita juga menemukan gas alam. Oleh karenanya, minyak

dan gas (migas) merupakan andalan ekspor Indonesia.

b. Perindustrian

Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah

bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau

bahan setengah jadi menjadi barang konsumsi dengan

menggunakan sarana dan peralatan; sedangkan

perindustrian adalah segala sesuatu yang bertalian

dengan proses-proses industri. Perkembangan industri

di Indonesia kian meningkat dari tahun ke tahun.

Setiap negara memiliki industri

strategis atau industri penting bagi

negaranya yang dapat berupa

industri yang bersifat padat karya

(labour intensive) dan padat modal

(capital intensive).

Menurut departemen perdagangan,

barang komoditas strategis

adalah barang-barang yang apabila

terbatas persediaannya di pasar

akan mengganggu stabilitas perekonomian

nasional.

Pusat-pusat pertambangan minyak

bumi Indonesia, antara lain, terdapat di

Perlak dan Lhokseumawe (NAD); Langkat

dan Pangkalanbrandan (Sumatra Utara);

Dumai, Duri, Natuna, Minas, Lirik, dan

Rumbai (Riau dan Kepulauan Riau); Jambi;

Muaraenim dan Prabumulih (Bengkulu);

Selat Sunda, Cirebon, dan Jatibarang

(Banten dan Jawa Barat); Cepu, Grobogan,

dan lepas pantai Rembang (Jawa Tengah);

Wonokromo dan Bojonegoro (Jawa Timur);

Balikpapan, Tarakan, Pulau Bunyu, dan Kutai

(Kalimantan Timur); Pulau Seram (Maluku),

serta Sorong, Babo, dan Klamono (Papua).

Negara kita merupakan penghasil gas alam terbesar di

dunia. Daerah penghasil gas alam utama adalah Plaju dan

Sungai Gerong (Sumatra Selatan) serta di Arun dan Bontang.

Gas alam yang telah diolah menjadi Liquid Natural Gas (LNG)

atau gas alam cair merupakan komoditas ekspor. Secara

berturut-turut, negara pengimpor LNG Indonesia terbesar

adalah Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

2) Batubara

Penggunaan batubara dalam negeri saat

ini masih terbatas untuk keperluan industri,

padahal sejak awal tahun 1990-an, pemerintah

sudah mulai menyosialisasikan penggunaan

briket batubara untuk kebutuhan rumah

tangga. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi

konsumsi minyak sebagai bahan

bakar utama rumah tangga.

Pusat-pusat penambangan batubara di

Indonesia terdapat di Bukitasam dan

Sawahlunto (Sumatra); muara Sungai

Mahakam, Pulau Laut, lembah Sungai Berau,

dan lembah Sungai Kapuas (Kalimantan);

Sulawesi Selatan; Banten; dan Jawa Barat.

c . Perdagangan

Perdagangan adalah suatu kegiatan jual beli (transaksi) barang

dari produsen kepada konsumen. Berdasarkan luas jangkauan

pemasaran, perdagangan dapat dibedakan menjadi berikut ini.

1) Perdagangan lokal; yaitu perdagangan yang berlangsung di

sekitar kota atau daerah tempat penjual atau produsen bertempat

tinggal, misalnya penjualan dalam satu kota atau dalam

satu eks karesidenan.

2) Perdagangan regional; yaitu perdagangan yang terjadi

antarwilayah, misalnya dari satu eks karesidenan ke wilayah

eks karesidenan lain, atau dari satu provinsi ke provinsi lain.

3) Perdagangan nasional; yaitu perdagangan yang terjadi antarwilayah

di dalam negeri dan meliputi seluruh wilayah negara

yang bersangkutan. Jika wilayah negara tersebut berbentuk

kepulauan (seperti Indonesia), maka akan terjadi perdagangan

antarpulau yang disebut dengan perdagangan intersuler.

4) Perdagangan internasional; yaitu perdagangan yang terjadi

antarbangsa di dunia. Dalam perdagangan internasional

dikenal istilah ekspor dan impor. Ekspor adalah kegiatan

perdagangan dalam menjual barang ke luar negeri, sedangkan

impor adalah kegiatan perdagangan dalam membeli atau

mendatangkan barang dari luar negeri.

Pusat-pusat perdagangan biasanya terdapat di kota-kota, baik

di kota kecamatan, kota tingkat II, ibukota provinsi, hingga ibukota

negara, tergantung ruang lingkup pemasarannya. Dalam hal ini, pusatpusat

perdagangan merupakan daerah-daerah yang merupakan

simpul komunikasi dan transportasi, baik darat, laut, maupun udara.

Perkembangan sektor industri ini didukung oleh beberapa faktor,

antara lain, ketersediaan sumber daya alam, ketersediaan sumber

daya manusia (tenaga kerja), ketersediaan sarana dan prasarana yang

memadai (air bersih, listrik, jalur transportasi, dan komunikasi), potensi

pasar yang besar, serta kemampuan dalam penerapan teknologi.

d. Jasa

Jasa merupakan aktivitas, kemudahan, atau

manfaat yang dapat dijual ke orang lain (konsumen)

yang membutuhkannya. Dalam perkembangannya,

jasa memegang peranan penting karena dapat

mendukung kegiatan perekonomian dan kegiatan

manusia pada umumnya. Bentuk-bentuk kegiatan

jasa, antara lain, jasa kesehatan, jasa hukum, jasa

perbankan, jasa transportasi dan perhubungan,

serta jasa telekomunikasi. Seperti halnya

perdagangan, pusat-pusat kegiatan jasa pada

umumnya terdapat di kota-kota besar sebagai

simpul komunikasi dan transportasi.

Seiring dengan kemajuan zaman, kegiatan jasa mulai

berkembang di daerah-daerah, bahkan saat ini kegiatan jasa sudah

mulai merebak hingga ke pedesaan, misalnya dengan adanya

fasilitas BRI unit, ranting perum pegadaian, pelayanan kredit petani

di kelurahan, pelayanan warung telekomunikasi (wartel), pelayanan

kesehatan, pos keliling, KUD, dan sebagainya. Pemerataan

pembangunan di sektor jasa ini merupakan salah satu upaya yang

dilakukan pemerintah dalam menekan laju urbanisasi.

Amatilah kehidupan sosial ekonomi di wilayah kelurahan atau desa kalian! Catatlah

hasil pengamatan kalian dalam bentuk tabel kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat,

baik agraris maupun nonagraris!

Hubungan antara Kondisi Fisik dan Sosial di

Indonesia E.

Pola kehidupan manusia cenderung dipengaruhi oleh kondisi

fisik lingkungan setempat, tidak terkecuali dengan kehidupan sosial

ekonominya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, pemanfaatan

lahan oleh manusia harus disesuaikan dengan kondisi fisik lainnya,

antara lain jenis tanah, cuaca, ketersediaan air, kemiringan lereng,

ataupun dengan kondisi curah hujannya.

Secara umum, pemusatan manusia atau penduduk menempati

wilayah yang mempunyai ciri fisik ideal, antara lain, topografinya

datar atau landai, mudah memperoleh air tanah, kondisi udara

sejuk, dan kondisi tanah yang subur. Akan tetapi, kondisi ideal ini

tidak tersebar merata di permukaan bumi ini. Oleh karena itu, manusia

dituntut mampu beradaptasi dan mengembangkan kemampuan

dirinya agar dapat mengurangi pengaruh lingkungan yang kurang

menguntungkan.

Berdasarkan pengaruh kondisi lingkungan fisiknya, aktivitas

sosial ekonomi manusia dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu

aktivitas manusia di daerah pantai, di daerah dataran rendah, dan

di daerah dataran tinggi atau pegunungan.

1. Daerah Pantai

Kegiatan manusia yang tinggal di daerah

pantai erat kaitannya dengan kegiatan perikanan

atau kelautan, antara lain, meliputi hal-hal berikut

ini.

a. Usaha-usaha nelayan dalam menangkap

ikan.

b. Pembuatan tambak-tambak untuk budidaya

ikan dan udang, di daerah payau.

c. Pembuatan tambak-tambak untuk menghasilkan garam.

d. Budidaya mutiara dan rumput laut.

e. Dalam bidang pertanian, dilakukan budidaya perkebunan

kelapa dan pengolahan sawah pasang surut.

f. Di beberapa wilayah pantai, telah difungsikan sebagai objek

wisata, sehingga membuka peluang pengembangan sektor

perdagangan dan jasa.

2. Daerah Dataran Rendah

a. Topografinya yang relatif datar membuat

kawasan ini layak untuk semua bentuk

penggunaan lahan, baik itu untuk pertanian,

permukiman, industri, ataupun bentuk-bentuk

penggunaan lahan yang lain.

b. Sebagai lahan pertanian, daerah dataran rendah

pada umumnya subur karena proses sedimentasi.

Jenis tanaman yang cocok, antara lain, padi,

palawija, kacang-kacangan, dan buah-buahan.

c. Sebagai lokasi permukiman, daerah ini dapat

cepat mengalami perkembangan ke segala arah.

d. Dari segi pembangunan sarana dan prasarana sosial, daerah

dataran rendah lebih mudah diusahakan. Hal ini dikarenakan

reliefnya datar sehingga sedikit ditemui barier alam serta

kondisi tanah yang cukup stabil.

e. Sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana, dataran

rendah juga sangat cocok digunakan sebagai kawasan industri.

3. Daerah Dataran Tinggi dan Daerah Pegunungan

Kondisi iklim di dataran tinggi dan pegunungan pada umumnya

sedang hingga dingin. Hal ini sangat cocok untuk kegiatankegiatan,

berikut ini.

a. Pertanian dan perkebunan, terutama untuk padi,

sayuran, teh, kopi, buah-buahan, serta berbagai

jenis bunga dan tanaman hias.

b. Peternakan, terutama sapi, hal ini dikarenakan

ketersediaan rumput dan air yang pada

umumnya cukup melimpah.

c. Sebagai tujuan wisata, karena pada umumnya,

daerah dataran tinggi dan daerah pegunungan

mempunyai pemandangan alam yang indah,

seperti air terjun, danau, dan agrowisata.

d. Pada lereng-lereng pegunungan, biasanya

pemanfaatannya terbatas untuk areal hutan

lindung yang fungsinya telah dikembangkan

lebih lanjut menjadi hutan produksi ataupun hutan wisata.

* Unsur-unsur fisik wilayah Indonesia dapat dilihat dari letak dan

pengaruhnya, kondisi relief daratan serta persebaran jenis tanah.

* Secara astronomis, negara Indonesia terletak antara 6o LU – 11o LS dan

94o BT – 141o BT, sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara

Benua Asia dan Benua Australia serta di antara Samudra Hindia dan

Samudra Pasifik.

* Akibat pengaruh letak astronomis Indonesia, menyebabkan wilayah

Indonesia beriklim tropis dan memiliki tiga daerah waktu yaitu Waktu

Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu

Indonesia Timur (WIT).

* Dampak dari pengaruh letak geografis, Indonesia dilalui oleh angin

monsun yang berganti arah setiap 6 bulan sekali dan menyebabkan

negara Indonesia mengalami dua musim, yaitu penghujan dan kemarau.

* Secara garis besar relief daratan Indonesia sangat bervariasi yang dikarenakan

sejarah dan formasi geologi yang unik.

* Persebaran tanah secara vertikal dapat dilihat dari profil tanah yang

meliputi lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah, lapisan bahan induk

tanah dan lapisan batuan induk. Sementara persebaran tanah secara horizontal

dapat dilihat dari beberapa jenis tanah di Indonesia yang meliputi

tanah organosol, latosol, regosol, aluvial, litosol, grumusol, andosol,

podzolik merah-kuning dan tanah rendzina.

* Persebaran flora dan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti iklim, kondisi tanah, relief daratan dan formasi geologi. Flora dan

fauna di Indonesia dikelompokkan menjadi flora dan fauna Indonesia

bagian Barat, bagian tengah, dan bagian Timur.

* Kondisi sosial Indonesia meliputi suku bangsa, bahasa, agama dan pendidikan.

* Kegiatan ekonomi penduduk Indonesia secara garis besar dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu sektor agraris dan nonagraris.

* Hubungan antara kondisi fisik dan kondisi sosial di Indonesia dapat terlihat

dari berbagai aktivitas sosial ekonomi di daerah dataran rendah, di daerah

pantai dan di daerah dataran tinggi (pegunungan).

Berdasarkan kondisi fisik alamnya, termasuk di daerah mana kalian tinggal?

Sebutkan potensi-potensi alam yang dapat dan telah dikembangkan di daerah tempat

tinggal kalian! Tulislah hasil deskripsi kalian dalam buku tugas masing-masing,

kumpulkan untuk mendapatkan penilaian dari bapak/ibu guru!

Soal

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Letak astronomis Indonesia adalah ... .

a. 6o LU - 11o LU dan 94o BT - 141o BT

b. 6o LU - 11o LS dan 94o BT - 141o BT

c. 6o LS - 11o LS dan 94o BB - 141o BB

d. 6o LU - 11o LS dan 94o BT - 141o BB

2. Berikut ini yang merupakan dampak atau pengaruh dari letak astronomis

Indonesia adalah ... .

a. Indonesia memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarau

b. Indonesia dilalui angin monsun yang berganti arah setiap 6 bulan sekali

c. Indonesia memiliki tiga daerah waktu

d. Indonesia memiliki beraneka ragam budaya

3. Salah satu hewan endemik di Pulau Jawa adalah ... .

a. anoa c. badak bercula satu

b. tapir d. harimau

4. Berikut merupakan hewan-hewan endemik di Indonesia, kecuali ... .

a. Rafflesia arnoldi c. komodo

b. anoa d. badak bercula satu

5. Lahan di sekitar lembah-lembah sungai serta daerah-daerah dataran anjir

pada umumnya sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian karena daerah

ini sangat subur. Hal ini karena tanah yang berkembang adalah jenis tanah

... .

a. litosol c. andosol

b. argonosol d. renzina

6. Kegiatan ekonomi agraris di Sumatra yang menonjol adalah ... .

a. persawahan pasang surut c. peternakan kerbau rawa

b. perkebunan kelapa d. perkebunan kelapa sawit

Renungkanlah!

Kondisi fisik wilayah yang meliputi unsur letak, relief daratan, jenis tanah,

keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna akan memengaruhi

kehidupan sosial penduduknya. Hal tersebut tercermin dari berbagai bentuk

aktivitas ekonomi yang dilakukan penduduk di berbagai bentang lahan baik

di daerah pantai, dataran rendah maupun dataran tinggi serta pegunungan.

Sehubungan dengan hal tersebut kita harus mampu mengenali berbagai unsur

fisik lingkungan tempat tinggal kita, supaya kita dapat beradaptasi, memanfaatkan

potensi yang ada serta menjaga kelestariannya sehingga dapat dimanfaatkan

secara berkelanjutan.

7. Angin monsun Timur (Tenggara) yang bertiup antara bulan April – Oktober

dari daratan Australia menuju Asia akan berdampak bagi wilayah Indonesia

berupa ... .

a. musim kemarau c. musim dingin

b. musim penghujan d. musim pancaroba

8. Lapisan teratas tanah yang subur disebut ... .

a. topsoil c. regolith

b. subsoil d. bedrock

9. Potensi utama pertambangan Indonesia selain minyak dan gas adalah ... .

a. emas c. nikel

b. batubara d. intan

10. Berikut merupakan faktor-faktor pembentuk tanah, kecuali ... .

a. cuaca/iklim c. topografi/kemiringan lereng

b. bunga tanah d. batuan induk

11. Arah angin pada gambar di

samping membawa pengaruh

musim ... bagi sebagian besar

wilayah Indonesia.

a. kemarau

b. hujan

c. mareng

d. pancaroba

12. Pak Andi melakukan perjalanan dari Semarang pukul 09.00 WIB menuju

kota Timika dengan lama perjalanan 5 jam, maka Pak Andi akan sampai

tujuan pada pukul ... .

a. 14.00 WIB c. 15.00 WIT

b. 14.00 WITA d. 16.00 WIT

13. Posisi matahari cenderung berada di sebelah Selatan merupakan dampak

terjadinya gerak semu matahari. Kondisi ini pada umumnya terjadi pada

tanggal ... .

a. 23 Maret c. 23 September

b. 21 Juni d. 22 Desember

14. Antara pertengahan bulan September sampai Maret kedudukan matahari

berada di wilayah bumi bagian Selatan, maka pada saat itu Indonesia

mengalami musim ... .

a. penghujan c. mareng

b. kemarau d. labuh

15. Berikut adalah jenis-jenis tanah yang bersifat kurang subur dan tidak cocok

untuk pertanian, kecuali jenis tanah ... .

a. organosol c. grumusol

b. aluvial d. rendzina

16. Kawasan sabana di Nusa Tenggara sangat potensial untuk kegiatan ... .

a. pertanian lahan kering c. peternakan kuda

b. kehutanan d. sawah pasang surut

17. Kegiatan ekonomi agraris yang banyak diusahakan di Pulau Kalimantan

adalah meliputi kegiatan berikut ini, kecuali ... .

a. hutan primer c. pertanian lahan gambut

b. hutan sekunder d. perkebunan sagu

18. 1. Plaju dan Bukitasam 3. Dumai dan Pangkalanbrandan

2. Dumai dan Sawahlunto 4. Tarakan dan Wonokromo

Kota-kota di atas yang merupakan pusat pertambangan minyak dan gas

ditunjukkan dengan nomor ... .

a. 1 c. 3

b. 2 d. 4

19. Peternakan khas yang dapat dikembangkan di Kalimantan karena pengaruh

kondisi alamnya adalah peternakan ... .

a. kuda c. babi hutan

b. kerbau rawa d. sapi hutan (anoa)

20. Berikut ini adalah berbagai kegiatan sosial ekonomi yang dilakukan

masyarakat yang tinggal di daerah pantai, kecuali ... .

a. pembuatan tambak-tambak garam

b. pertanian pasang surut

c. pengembangan sektor pariwisata

d. pertanian lading

B. Kerjakan soal-soal berikut!

1. Jelaskan letak astronomis dan geografis Indonesia serta pengaruhnya

terhadap kondisi iklim di Indonesia!

2. Jelaskan proses terjadinya musim penghujan dan musim kemarau di Indonesia

dengan disertai gambar!

3. Berilah penjelasan secara singkat tentang tiga jenis tanah di Indonesia yang

kalian ketahui!

4. Sebut dan jelaskan jenis-jenis perdagangan berdasarkan luas jangkauan

pemasarannya!

5. Mengapa pusat-pusat perdagangan pada umumnya terdapat di kota-kota?

Jelaskan beberapa faktor yang memengaruhinya!

6. Gambarkanlah skema gerak semu matahari! Apa dampaknya terhadap

perubahan musim di Kepulauan Indonesia?

7. Apa yang dimaksud dengan perdagangan intersuler? Berilah contohnya!

8. Sebutkan jenis-jenis tanah berdasarkan proses pembentukan dan tingkat

kesuburannya!

9. Jelaskan ciri-ciri industri besar dan berikan contohnya!

10. Mengapa pemerintah perlu melakukan pemerataan pembangunan hingga

ke daerah-daerah?


***


Sumber :

http://www.edu2000.org/

Senin, 22 September 2008

Tidak ada komentar: