Senin, 22 September 2008

BAB 2 DINAMIKA PENDUDUK

Permasalahan Kependudukan di Indonesia,

A. Dampak, dan Upaya Mengatasinya

Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang

dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum, masalah

kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu dalam hal kuantitas dan kualitas penduduknya. Data tentang

kualitas dan kuantitas penduduk tersebut dapat diketahui melalui

beberapa cara, diantaranya melalui metode sensus, registrasi, dan

survei penduduk.

1. Sensus Penduduk

Sensus adalah penghitungan jumlah penduduk, ekonomi, dan

sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu

tertentu, dilakukan secara serentak, dan bersifat menyeluruh dalam

suatu batas negara untuk kepentingan demografi negara yang bersangkutan.

Pada pelaksanaannya, metode pencatatan atau sensus

yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metode householder

dan metode canvaser.

a. Metode Householder

Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data

kependudukan diserahkan kepada penduduk atau responden,

sehingga penduduk diberi daftar pertanyaan untuk diisi dan akan

diambil kembali beberapa waktu kemudian. Metode semacam ini

hanya dapat dilakukan pada daerah yang tingkat pendidikan

penduduknya relatif tinggi, karena mereka mampu memahami dan

menjawab setiap pertanyaan yang diserahkan kepada mereka.

b. Metode Canvaser

Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data

kependudukan dilakukan oleh petugas sensus dengan cara

mendatangi dan mewawancarai penduduk atau responden secara

langsung. Petugas sensus mengajukan pertanyaan-pertanyaan

sesuai daftar dan penduduk yang didatangi menjawab secara lisan

sesuai dengan keadaan atau kondisi yang sebenarnya.

Adapun berdasarkan status tempat tinggal penduduknya,

sensus dapat dibedakan menjadi sensus de facto dan sensus de jure.

a. Sensus De Facto

Pada metode ini, pencatatan dilakukan oleh petugas pada setiap

orang yang ada di daerah tersebut pada saat sensus diadakan.

Metode sensus ini tidak membedakan antara penduduk asli yang

menetap ataupun penduduk yang hanya tinggal sementara waktu.

b. Sensus De Jure

Pada metode ini, pencatatan penduduk dilakukan oleh petugas

hanya untuk penduduk yang secara resmi tercatat dan tinggal

sebagai penduduk di daerah tersebut pada saat dilakukannya sensus,

sehingga dapat dibedakan antara penduduk asli yang menetap

dan penduduk yang hanya tinggal untuk sementara waktu atau

yang belum terdaftar sebagai penduduk setempat. Dengan menggunakan

sensus de jure, penduduk yang belum secara resmi tercatat

sebagai penduduk di daerah tersebut tidak disertakan dalam

penghitungan.

Di Indonesia, pada umumnya sensus

penduduk dilakukan dengan metode canvaser

dengan mengombinasikan antara sensus de

facto dan sensus de jure. Bagi mereka yang

bertempat tinggal tetap dipakai cara de jure,

sedangkan untuk yang tidak bertempat tinggal

tetap dicacah dengan cara de facto.

Sensus penduduk perlu dilakukan agar

pemerintah memiliki data kependudukan yang

up to date (sesuai perkembangan zaman),

sehingga pemerintah dapat:

- mengetahui perkembangan jumlah penduduk,

- mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk,

- mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk,

- mengetahui komposisi penduduk (berdasarkan jenis kelamin,

tingkat pendidikan, umur, mata pencaharian, dan sebagainya),

- mengetahui arus migrasi, serta

- merencanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial

sesuai dengan kondisi kependudukan daerah.

2. Registrasi Penduduk

Selain melalui sensus data kependudukan juga dapat diperoleh

melalui registrasi. Sistem registrasi penduduk merupakan

suatu sistem registrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah setempat

yang meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan,

perceraian, perubahan tempat tinggal atau perubahan pekerjaan.

Tujuan registrasi penduduk yaitu sebagai suatu catatan resmi

dari peristiwa tertentu dan sebagai sumber yang berharga bagi

penyusunan yang langsung dapat digunakan dalam proses

perencanaan kemasyarakatan.

Di Indonesia, sistem registrasi tidak dilakukan oleh satu

departemen tetapi oleh beberapa departemen. Misalnya peristiwa

kelahiran dicatat oleh Departemen Dalam Negeri, kematian oleh

Departemen Kesehatan, migrasi penduduk oleh Departemen

Kehakiman. Data-data tersebut kemudian dihimpun oleh Badan

Pusat Statistik dan diterbitkan dalam seri registrasi penduduk.

Mengingat pelaksanaan sensus yang dilakukan hanya tiap 10

tahun, maka untuk memperoleh data yang up to date dengan segera,

pemerintah mengadakan penghitungan penduduk di luar jadwal

sensus, misalnya dengan melakukan Survai Penduduk Antarsensus

(Supas) dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Jenis-jenis

pencatatan penduduk tersebut pada dasarnya untuk mengetahui

permasalahan kependudukan dari segi kuantitas dan kualitas

penduduk.

1. Kuantitas Penduduk

Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kuantitas adalah

masalah kependudukan dalam hal jumlah. Permasalahan yang

terkait dengan kuantitas penduduk, dampak, dan upaya penanggulangannya,

secara singkat diuraikan berikut ini.

a. Jumlah Penduduk

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah

penduduk yang besar (mencapai 203.456.000 berdasarkan sensus

penduduk tahun 2000), maka tidak heran jika Indonesia dianggap

sebagai pasar yang menjanjikan bagi kalangan dunia usaha.

Sebenarnya, jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu

modal dasar pembangunan. Akan tetapi, hal tersebut

dapat terjadi jika sumber daya manusia yang ada

merupakan sumber daya manusia yang berkualitas;

namun jika sumber daya manusia yang berkualitas

tersebut jumlahnya terbatas, maka banyaknya jumlah

penduduk merupakan kendala dalam melaksanakan

pembangunan. Hal ini dikarenakan tingginya tingkat

ketergantungan dari manusia yang tidak produktif

terhadap manusia yang produktif.

Indonesia telah mengadakan sensus sebanyak

lima kali sejak tahun 1945 hingga tahun 2000. Perkembangan

jumlah penduduk sejak sensus pertama

hingga terakhir (2000) dapat dilihat pada tabel di

samping.

3. Survai Penduduk

Hasil sensus dan registrasi penduduk masih

mempunyai keterbatasan karena hanya menyediakan

data statistik kependudukan dan kurang memberikan

informasi, tentang sifat dan perilaku penduduk

tersebut. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut,

maka perlu dilaksanakan survai penduduk yang sifatnya

lebih terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan

lebih mendalam. Pada umumnya survai kependudukan ini

dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi kasus.

Survai demografi pada dasarnya

dapat dikelompokkan dalam tiga

tipe yaitu survai bertahap tunggal,

survai bertahap ganda, dan survai

kombinasi.

Saat ini, besarnya jumlah penduduk Indonesia menempati urutan

pertama di antara negara-negara ASEAN, menempati urutan ke

tiga di Benua Asia setelah RRC dan India, serta menempati urutan

ke empat dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Perhatikan

tabel berikut!

Kenaikan jumlah penduduk di tiap negara tersebut secara

otomatis memengaruhi banyaknya jumlah penduduk dunia. Kondisi

ini merupakan bentuk dinamika penduduk dunia.

1 ) Dampak

Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun

ke tahun tentunya menimbulkan dampak terhadap kehidupan sosial

ekonomi Indonesia. Beberapa dampak sosial ekonomi yang

ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara lain:

a) meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial;

b) meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga

mempersempit lapangan dan peluang kerja;

c) meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak

mampu bersaing); serta

d) meningkatnya angka kriminalitas.

2 ) Upaya Penanggulangan

Berikut ini beberapa kebijakan yang diambil pemerintah

Indonesia dalam upaya mengatasi masalah jumlah penduduk.

a) Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai

gerakan nasional, dengan cara memperkenalkan tujuan-tujuan

program KB melalui jalur pendidikan, mengenalkan alat-alat

kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis

anggapan yang salah tentang anak.

b) Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya

mengatur serta menetapkan tentang batas usia nikah.

c) Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya

sampai anak kedua.

b. Pertumbuhan Penduduk

Seperti halnya negara-negara berkembang pada umumnya,

negara kita senantiasa mengalami peningkatan jumlah penduduk

dari tahun ke tahun.

Hal ini berarti Indonesia mengalami laju pertumbuhan

penduduk. Namun, jika diperhatikan, laju

pertumbuhan penduduk Indonesia dari periode ke

periode cenderung mengalami penurunan.

Perhatikan tabel di samping.

1 ) Dampak

Permasalahan kependudukan yang ditimbulkan

dari pertumbuhan penduduk memiliki kesamaan

dengan permasalahan yang ditimbulkan dari

banyaknya jumlah penduduk.

2 ) Upaya Penanggulangan

Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam

menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain meliputi hal-hal

berikut ini.

a) Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam

menjadi akseptor Keluarga Berencana.

b) Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang

pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat

dihambat.

c) Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat,

dari 6 tahun menjadi 9 tahun.

c . Persebaran/Kepadatan Penduduk

Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian

atau kepadatan penduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar

60% penduduknya tinggal di Pulau Jawa yang hanya memiliki luas

± 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia.

Secara umum, tingkat kepadatan penduduk atau

population density dapat diartikan sebagai perbandingan

banyaknya jumlah penduduk dengan luas

daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkan

satuan luas tertentu.

Kepadatan penduduk dapat

dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini.

1) Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan

Pertanian

Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat

dibedakan atas kepadatan penduduk agraris dan kepadatan

penduduk fisiologis.

a) Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara

jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan

luas lahan pertanian.

b) Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara

jumlah penduduk total (baik yang bermata pencaharian

sebagai petani ataupun tidak) dengan luas lahan pertanian.

Di kawasan Asia Tenggara negara

yang memiliki kepadatan penduduk

paling tinggi adalah Singapura

yaitu mencapai 6.600 penduduk per

km2.

2) Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik)

Kepadatan aritmatik merupakan perbandingan antara jumlah

penduduk total (tanpa memandang mata pencaharian) dengan

luas wilayah (baik lahan pertanian ataupun tidak). Untuk

perhitungan kependudukan di Indonesia, kita menggunakan

perhitungan kepadatan penduduk umum (aritmatik).

3) Kepadatan Penduduk Ekonomi

Kepadatan penduduk ekonomi adalah besarnya jumlah

penduduk pada suatu wilayah didasarkan atas kemampuan

wilayah yang bersangkutan.

Kepadatan penduduk di tiaptiap

wilayah Indonesia tidaklah

sama, hal ini tentu saja menimbulkan

permasalahan kependudukan.

Permasalahan ini terkait dengan

penyediaan sarana dan prasarana

sosial, kesempatan kerja, stabilitas

keamanan, serta pemerataan pembangunan.

Informasi kepadatan penduduk tiap daerah

perlu diketahui untuk mengetahui ada tidaknya

gejala kelebihan penduduk (overpopulation),

untuk mengetahui pusat-pusat aglomerasi

penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran

dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun

budaya. Informasi-informasi tersebut pada akhirnya

akan digunakan sebagai dasar perencanaan

pembangunan di tiap-tiap daerah.

1 ) Dampak

Pemusatan penduduk pada daerah tertentu

(terutama di kawasan perkotaan dan pusatpusat

kegiatan) akan menimbulkan berbagai

permasalahan kependudukan, antara lain:

a) munculnya kawasan-kawasan kumuh kota

dengan rumah-rumah yang tidak layak huni.

2. Kualitas Penduduk

Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah

masalah kependudukan dalam hal mutu kehidupan dan kemampuan

sumber daya manusianya. Di Indonesia, masalah kualitas penduduk

yang terjadi, antara lain, dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat

pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, rendahnya taraf

kesehatan sehingga kesemuanya itu pada akhirnya mengarah pada

rendahnya pendapatan perkapita masyarakatnya.

a. Masalah Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk.

Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin

tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Secara

umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong

relatif rendah. Akan tetapi, tingkat pendidikan masyarakat tersebut

senantiasa diupayakan untuk selalu ditingkatkan dari tahun ke

tahun. Perhatikan tabel berikut!

b) sulitnya persaingan di dunia kerja, sehingga menyebabkan

merebaknya sektor-sektor informal, seperti pedagang kaki

lima, pengamen, dan sebagainya yang terkadang keberadaannya

dapat mengganggu ketertiban;

c) turunnya kualitas lingkungan; serta

d) terganggunya stabilitas keamanan.

2 ) Upaya Penanggulangannya

Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam

mengatasi dampak ketidakmerataan penduduk meliputi hal-hal

berikut ini.

a) Melaksanakan program transmigrasi.

b) Melaksanakan program pemerataan pembangunan dengan cara

mendistribusikan perusahaan atau industri di pinggir kota

(dekat kawasan pedesaan) di pulau-pulau selain Pulau Jawa.

c) Melengkapi sarana dan prasarana sosial masyarakat hingga

ke pelosok desa, sehingga pelayanan kebutuhan sosial ekonomi

masyarakat desa dapat dipenuhi sendiri dan dapat mencegah

atau mengurangi arus urbanisasi.

Hal-hal yang memengaruhi rendahnya

tingkat pendidikan di negara Indonesia, antara lain

meliputi hal-hal berikut ini.

1) Kurangnya kesadaran penduduk akan

pentingnya pendidikan, sehingga mereka

tidak perlu sekolah terlalu tinggi (khususnya

untuk anak perempuan).

2) Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita,

sehingga orang tua tidak mampu

menyekolahkan anaknya lebih lanjut atau

bahkan tidak disekolahkan sama sekali.

3) Kurang memadainya sarana dan prasarana

pendidikan, khususnya di pedesaan dan

daerah-daerah terpencil.

4) Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam

mengusahakan program pendidikan yang terjangkau

masyarakat.

1 ) Dampak

Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berdampak

pada kemampuan penduduk tersebut dalam memahami dan

menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Penduduk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah memahami

dan beradaptasi dalam menghadapi perkembangan zaman,

sehingga mereka akan lebih produktif dan inovatif.

2 ) Upaya Penanggulangan

Untuk menyikapi hal-hal tersebut, pemerintah telah mengambil

beberapa upaya dalam memperluas dan meratakan kesempatan

memperoleh pendidikan, diantaranya dengan jalan berikut ini.

a) Menggalakkan program wajib belajar 9 tahun.

b) Mendorong kesadaran masyarakat yang mampu atau badanbadan

usaha untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak

kurang mampu.

c) Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi, khususnya bagi

siswa berprestasi yang kurang mampu.

d) Membuka jalur-jalur pendidikan alternatif atau nonformal

(seperti kursus-kursus keterampilan) sehingga dapat

memperkaya kemampuan atau kualitas seseorang.

e) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana

belajar mengajar hingga ke pelosok daerah.

Pengembangan sistem pendidikan nasional saat ini telah

dipertegas dalam Undang-Undang No 2 Tahun 1989, sehingga

diharapkan mampu mempertegas arah pembangunan yang

dilakukan pemerintah dalam upaya mencerdaskan bangsa.

b. Masalah Kesehatan

Tingkat kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas

penduduk suatu negara. Dalam hal ini, tingkat kesehatan dapat diindikasikan

dari angka kematian bayi, angka kematian ibu

melahirkan, ketercukupan gizi makanan, dan usia harapan hidup.

1) Angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi, meskipun

terus menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 1971,

angka kematian bayi mencapai 218 tiap 1.000 kelahiran, akan

tetapi pada tahun 1990, angka kematian bayi telah menurun

menjadi 8 tiap 1.000 kelahiran. Menurunnya angka kematian

bayi ini didukung oleh meningkatnya derajat kesehatan dan

gizi ibu. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap angka

kematian ibu melahirkan yang cenderung menurun dari tahun

ke tahun.

2) Tingkat ketercukupan gizi masyarakat juga mulai meningkat.

Saat ini, pemerintah melalui Departemen Kesehatan menetapkan

standar ketercukupan gizi, yaitu 2.400 kalori/hari/kepala

keluarga. Artinya, suatu keluarga dikatakan sejahtera jika

mampu memenuhi angka ketercukupan kalori tersebut.

3) Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata umur yang

dapat dicapai penduduk suatu negara. Angka ini di Indonesia

cenderung mengalami peningkatan, dari 45,73 tahun pada

tahun 1971 menjadi 65,43 tahun pada tahun 2000. Akan tetapi,

angka tersebut masih tergolong relatif rendah, karena negaranegara

lain dapat mencapai 70 bahkan lebih dari 80 tahun.

1 ) Dampak

Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat akan memunculkan

serangkaian dampak yang berhubungan dengan kualitas sumber

daya manusia. Generasi yang tidak ketercukupan gizi tentu akan

memiliki kondisi fisik dan psikis yang kurang bila dibandingkan

dengan generasi yang terpenuhi gizinya. Kondisi ini tentu sangat

berpengaruh pada pola pikir, ketahanan belajar,

dan kreatifitasnya.

2 ) Upaya Penanggulangan

Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah

Indonesia dalam meningkatkan taraf kesehatan

masyarakatnya ditempuh melalui langkahlangkah,

berikut ini.

a) Menjalin kerja sama dengan badan kesehatan

dunia (WHO) dalam mengadakan program

kesehatan, misalnya pelaksanaan Pekan

Imunisasi Nasional, standarisasi obat dan

makanan, serta peningkatan gizi masyarakat.

b) Melaksanakan program peningkatan kualitas lingkungan, baik

dengan kemampuan sendiri ataupun melalui kerja sama dengan

luar negeri (misalnya dengan menjalin kerja sama dengan badan

pembangunan dunia/UNDP). Salah satu contoh program

peningkatan kualitas lingkungan yang telah dan masih

dilakukan adalah Kampoong Improvement Programme (KIP).

c) Menggiatkan program pemerataan kesehatan

dengan cara melengkapi sarana dan prasarana

kesehatan yang meliputi tenaga medis, obatobatan,

dan alat-alat penunjang medis lainnya

hingga ke pelosok desa.

d) Menghimbau penggunaan dan penyediaan obatobat

generik bermutu sehingga dapat terjangkau

oleh masyarakat.

e) Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat,

misalnya melalui program asuransi kesehatan

keluarga miskin (Askeskin) untuk keluarga

miskin (prasejahtera).

c . Rendahnya Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita adalah banyaknya pendapatan kotor

nasional dalam satu tahun dibagi jumlah penduduk. Pendapatan

perkapita mencerminkan tingkat kemakmuran suatu negara.

Pendapatan perkapita negara Indonesia masih tergolong rendah,

data tahun 2002 menyebutkan pendapatan perkapita Indonesia

mencapai 2.800 dollar Amerika Serikat. Di antara negara-negara

anggota ASEAN saja, Indonesia menempati urutan keenam setelah

Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Keadaan ini menggambarkan bahwa tingkat kehidupan

masyarakat Indonesia masih didominasi masyarakat miskin atau

masyarakat prasejahtera dengan tingkat penghasilan yang relatif

rendah. Kondisi semacam ini dapat disebabkan keadaan sumber

daya alam yang tidak merata di tiap daerah, ataupun karena ketidakseimbangan

sumber daya manusia yang ada di tiap daerah.

1 ) Dampak

Rendahnya pendapatan perkapita akan berdampak pada

kelangsungan pelaksanaan pembangunan suatu negara. Beberapa

rencana pembangunan akan sulit diwujudkan karena pemerintah

tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai pelaksanaan

pembangunan. Akibatnya keadaan negara menjadi statis, tidak

berkembang karena tidak mengalami kemajuan.

2 ) Upaya Penanggulangan

Untuk mengatasi rendahnya tingkat pendapatan penduduk,

pemerintah telah melakukan beberapa langkah, antara lain meliputi

hal-hal berikut ini.

Di antara negara-negara berkembang

di kawasan Asia Tenggara,

negara yang memiliki angka

harapan hidup tertinggi adalah

Singapura yaitu sekitar 79 tahun.

Negara-negara lain yang memiliki

usia harapan hidup tinggi di antaranya

adalah negara-negara Eropa

Barat, Jepang, Australia dan

Amerika Serikat.

a) Memberikan subsidi keluarga miskin melalui berbagai program

sosial.

b) Memberi keringanan biaya pendidikan dan kesehatan untuk

masyarakat kurang mampu.

c) Meningkatkan standar upah buruh atau upah minimum kota.

d) Memberikan modal atau pinjaman lunak dan pelatihan kepada

para pengusaha mikro dan pengusaha kecil agar dapat bertahan

atau dapat lebih berkembang.

e) Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial,

misalnya penyediaan air bersih, WC umum, perbaikan lingkungan,

ataupun sarana sanitasi lainnya.

Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa keadaan penduduk sangat

memengaruhi dinamika pembangunan dalam

suatu negara. Hal ini dikarenakan penduduk

merupakan titik sentral dari seluruh kebijakan dan

program pembangunan yang sedang dan akan

dilakukan oleh pemerintah. Dengan kata lain,

dalam konsep pembangunan, penduduk adalah

subjek dan sekaligus objek pembangunan. Sebagai

subjek pembangunan, manusia bertindak sebagai

pelaku dan pelaksana pembangunan. Adapun

sebagai objek pembangunan, penduduk merupakan

sasaran pembangunan.

Permasalahan penduduk di Indonesia baik dari jumlah penduduk

(kuantitas) maupun mutu (kualitas) merupakan suatu masalah yang

dilematis dan kontradiktif. Di satu sisi jumlah penduduk yang besar

merupakan modal dan potensi yang dapat meningkatkan produksi

nasional apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja

yang efektif sehingga sangat menguntungkan bagi usaha

pembangunan di segala bidang. Sebaliknya penduduk dengan mutu

dan kualitas yang rendah yang tidak mampu bersaing karena

minimnya kesempatan kerja yang tersedia, akan menjadi beban dan

penghambat pembangunan. Oleh karena itu, sebagai subjek

pembangunan, penduduk harus terus dibina dan dikembangkan

sehingga mampu menjadi motor penggerak dan modal dasar

pembangunan. Selain itu, pembangunan juga harus dikembangkan

dengan memperhitungkan kondisi dan kemampuan penduduk

sehingga penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika

pembangunan.

Buatlah kliping yang memberitakan tentang upaya-upaya pemerintah dalam mengatasi

dampak dari permasalahan kuantitas dan kualitas penduduk! Kerjakan secara

berkelompok dan kumpulkan untuk mendapatkan penilaian dari bapak/ibu guru!

Macam Pertumbuhan Penduduk dan Faktor-

Faktor yang Memengaruhinya B.

1. Macam-macam Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk secara umum dapat dibedakan menjadi

tiga macam, yaitu pertumbuhan alami, pertumbuhan migrasi, dan

pertumbuhan penduduk total.

a. Pertumbuhan Penduduk Alami

Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk

yang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Pertumbuhan

alami dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

Keterangan:

Pa = L – M Pa = Pertumbuhan penduduk alami

L = Jumlah kelahiran

M = Jumlah kematian

b. Pertumbuhan Penduduk Migrasi

Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk

yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar.

Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung dengan menggunakan

rumus berikut ini.

Keterangan:

Pm = I – E Pm= Pertumbuhan penduduk migrasi

I = Jumlah imigrasi

E = Jumlah emigrasi

c . Pertumbuhan Penduduk Total

Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang

disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan

penduduk migrasi dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

Keterangan:

P = (L – M) + (I – E) P = Pertumbuhan penduduk total

L = Jumlah kelahiran

M = Jumlah kematian

I = Jumlah imigrasi

E = Jumlah emigrasi

Contoh:

Jumlah penduduk di negara X pada pertengahan tahun 2007

sebesar 24.500.000 jiwa. Pada tahun tersebut terdapat kelahiran

1.300.000 jiwa dan kematian 700.000 jiwa. Jumlah migrasi masuk

(imigrasi) pada tahun tersebut sebesar 20.000 jiwa dan migrasi

keluar 15.000 jiwa. Dari data tersebut hitunglah!

a. pertumbuhan penduduk alami

b. pertumbuhan penduduk migrasi

c. pertumbuhan penduduk total

Jawab:

a. Pertumbuhan Penduduk Alami

Pa = L – M

= 1.300.000 – 700.000

= 600.000 jiwa

Jadi, pertumbuhan penduduk alami di negara X pada periode

tahun 2007 sebesar 600.000 jiwa.

b. Pertumbuhan Penduduk Migrasi

Pm = I – E

= 20.000 – 15.000

= 5.000 jiwa

Jadi, pertumbuhan penduduk migrasi di negara X selama

periode tahun 2007 sebesar 5.000 jiwa.

c. Pertumbuhan Penduduk Total

P = (L – M) + (I – E)

= (1.300.000 – 700.000) – (20.000 – 15.000)

= 600.000 + 5.000

= 605.000 jiwa

Jadi, pertumbuhan penduduk total di negara X selama periode

tahun 2007 sebesar 605.000 jiwa.

Secara umum pertumbuhan penduduk di negara-negara

berkembang masih relatif tinggi di banding pertumbuhan penduduk

di negara-negara maju. Demikian juga negara Indonesia mempunyai

pertumbuhan penduduk yang masih relatif tergolong tinggi.

2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan

Penduduk

Pertumbuhan penduduk suatu negara secara umum dipengaruhi

oleh faktor-faktor demografis (yang meliputi kelahiran,

kematian dan migrasi) serta faktor nondemografi (seperti kesehatan

dan tingkat pendidikan). Berikut ini dibahas faktor-faktor demografi

yang memengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran,

kematian, dan migrasi.

a. Kelahiran (Natalitas/Fertilitas)

Secara umum angka kelahiran dapat dibedakan menjadi tiga

yaitu angka kelahiran kasar, angka kelahiran khusus, dan angka

kelahiran umum.

1) Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR)

Angka kelahiran kasar yaitu angka yang menunjukkan

banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk.

CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

CBR = LP

× 1.000

Keterangan :

CBR : Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)

L : Jumlah kelahiran selama 1 tahun

P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

1.000 : Konstanta

Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) di bedakan menjadi tiga

macam.

- CBR <>

- CBR antara 20 – 30, termasuk kriteria sedang

- CBR > 30, termasuk kriteria tinggi

2) Angka kelahiran khusus (Age Specific Birth Rate/ASBR)

Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan

banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita pada

kelompok umur tertentu. ASBR dapat dihitung dengan rumus

berikut ini.

ASBR = i

i

L

P × 1.000

Keterangan :

- ASBR: Angka kelahiran khusus

- Li : Jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok

umur tertentu

- Pi : Jumlah penduduk wanita umur tertentu pada

pertengahan tahun

- 1.000 : Konstanta

3) Angka kelahiran umum (General Fertility Rate/GFR)

Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan

banyaknya kelahiran setiap 1.000 wanita yang berusia 15 – 49

tahun dalam satu tahun. GFR dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut ini.

GFR =

L

W(15 - 49) × 1.000

Keterangan :

GFR = Angka kelahiran umum

L = Jumlah kelahiran selama satu tahun

W(15 – 49) = Jumlah penduduk wanita umur 15 – 49 tahun

pada pertengahan tahun.

1.000 = Konstanta

Besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Berikut ini faktor pendorong dan faktor penghambat

kelahiran.

1) Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)

(a) Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.

(b) Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.

(c) Pernikahan usia dini (usia muda).

Bab 2 Dinamika Penduduk 47

(d) Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya,

jika dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga

bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan

berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.

(e) Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi

keluarga yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana

supaya memiliki anak.

2) Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)

(a) Adanya program Keluarga Berencana (KB).

(b) Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.

(c) Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan

tunjungan anak bagi PNS.

(d) Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur

usia pernikahan.

(e) Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi,

pendidikan dan karir.

(f) Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak.

b. Angka Kematian (Mortalitas)

Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka

kematian kasar, angka kematian khusus, dan angka kematian bayi.

1) Angka kematian kasar (Crude Death Rate/CDR)

Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya

kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun.

CBR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

CDR = MP

× 1.000

Keterangan :

ASDR = Angka kematian kasar

M = Jumlah kematian selama satu tahun

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun

1.000 = Konstanta

Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga

macam.

- CDR kurang dari 10, termasuk kriteria rendah

- CDR antara 10 – 20, termasuk kriteria sedang

- CDR lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi

2) Angka kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR)

Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan

banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan

umur tertentu dalam waktu satu tahun. ASDR dapat dihitung

dengan menggunakan rumus berikut ini.

ASDR =

MP

i

i × 1.000

Keterangan :

ASDR = Angka kematian khusus

Mi = Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu

Pi = Jumlah penduduk pada kelompok tertentu

1.000 = Konstanta

3) Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR)

Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan

banyaknya kematian bayi (anak yang umurnya di bawah satu

tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu tahun.

IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

IMR =

Jumlah kematian bayi umur <>

Jumlah kelahiran bayi hidup × 1.000

Keterangan :

Kriteria angka kematian bayi dibedakan menjadi berikut ini.

- IMR kurang dari 35, termasuk kriteria rendah

- IMR antara 35 sampai 75, termasuk kriteria sedang

- IMR antara 75 sampai 125, termasuk kriteria tinggi

- IMR lebih dari 125, termasuk kriteria sangat tinggi

Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.

1) Faktor pendorong kematian (promortalitas)

(a) Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu

burung dan sebagainya.

(b) Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir

dan sebagainya.

(c) Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.

(d) Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.

(e) Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak

sehat.

2) Faktor penghambat kematian (antimortalitas)

(a) Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang

sudah baik.

(b) Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.

(c) Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga

berbagai macam penyakit dapat diobati.

(d) Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat

sehingga tidak melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh

orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut.

c . Migrasi

Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka

pertumbuhan penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk.

Orang dikatakan telah melakukan migrasi apabila orang tersebut

telah melewati batas administrasi wilayah lain.

1) Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah

menuju wilayah lain dan bertujuan untuk menetap di wilayah

yang didatangi.

2) Migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain

ke suatu wilayah dengan tujuan menetap di wilayah tujuan.

Migrasi keluar adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau

dari daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk adalah orang yang

melakukan migrasi ditinjau dari daerah tujuannya.

Carilah data monografi penduduk di kelurahan kalian masing-masing. Catatlah data

kelahiran dan data kematian penduduk selama periode tahun 2007. Diskusikan hasil data

yang kalian peroleh dengan kelompok belajar kalian, kemudian hitunglah angka kelahiran

kasar (CBR), angka kelahiran khusus (ASBR), angka kelahiran umum (GFR), angka kematian

kasar (CDR), angka kematian khusus (ASDR) dan angka kematian bayi (IMR) selama

periode tahun tersebut dan buatlah kesimpulan dari hasil perhitungan kalian!

Kondisi Penduduk Indonesia Berdasarkan

C. Bentuk Piramida Penduduknya

Piramida penduduk pada dasarnya merupakan bentuk

penyajian data kependudukan (jenis kelamin dan kelompok

umur) antara dua grafik batang yang digambarkan secara

berlawanan arah dengan posisi horizontal. Penggambaran piramida

penduduk dimulai dengan menggambarkan dua garis yang saling

tegak lurus, sumbu vertikal menggambarkan kelompok umur

penduduk mulai 0 - 4 tahun hingga umur tertentu (> 65 tahun

atau > 75 tahun); sedangkan sumbu horizontal menggambarkan

jumlah penduduk tertentu, baik absolut ataupun relatif (dalam %).

Sayap sebelah kiri piramida menggambarkan jumlah penduduk lakilaki,

sedangkan sayap sebelah kanan piramida menggambarkan

jumlah penduduk perempuan.

Berdasarkan bentuknya, piramida penduduk dapat dibedakan

menjadi piramida penduduk ekspansif, konstruktif,

dan stasioner.

1. Piramida Penduduk Ekspansif

Bentuk piramida ekspansif terjadi jika sebagian

besar penduduk berada dalam kelompok umur

muda. Bentuk piramida ini dicirikan melebar di

bagian bawah dan semakin meruncing di bagian

atasnya. Hal ini menunjukkan banyaknya tingkat

kelahiran. Bentuk piramida semacam ini umumnya

terjadi di negara-negara sedang berkembang.

2. Piramida Penduduk Konstruktif

Bentuk piramida konstruktif terjadi jika

sebagian besar penduduk berada dalam kelompok

umur dewasa. Bentuk piramida ini dicirikan

dengan bentuk mengecil di kelompok umur muda,

melebar di kelompok umur dewasa, dan mengecil

kembali di kelompok umur tua. Kondisi ini

menunjukkan adanya penurunan yang cepat

terhadap tingkat kelahiran dan rendahnya tingkat

kematian penduduk. Bentuk piramida seperti ini

terdapat di negara-negara maju, seperti Jepang dan Swedia.

3. Piramida Penduduk Stasioner

Bentuk piramida stasioner terjadi jika jumlah

penduduk pada tiap kelompok umur (muda,

dewasa, dan tua) relatif seimbang. Bentuk piramida

ini dicirikan dengan bentuk yang relatif sama atau

rata di tiap kelompok umur.

Pada umumnya, bentuk piramida semacam ini

terdapat di negara-negara Eropa yang telah lama

maju serta mempunyai tingkat kelahiran dan tingkat

kematian yang rendah.

Pembagian penduduk Indonesia berdasarkan umur dan jenis

kelamin dapat kalian perhatikan pada tabel berikut!

Piramida tersebut dapat diartikan bahwa penduduk Indonesia

masih tergolong penduduk muda. Ini terlihat dari persentase penduduk

pada kelompok umur muda (0-14 tahun) sebesar 30,43%, sementara

kelompok umur tua (65 tahun atau lebih) sebesar 4,54%. Kondisi ini

tidak berbeda jauh dengan keadaan pada tahun 1980 dan 1990.

Namun demikian, bila dilihat tren pada kelompok umur muda

menunjukkan penurunan persentase, sementara, pada kelompok umur

tua menampakkan kenaikan persentase yang berarti jumlah penduduk

lanjut usia semakin meningkat. Bentuk piramidanya pun tidak lagi

menunjukkan bentuk piramida muda (ekspansif) murni, karena kakikaki

atau dasar piramida tidak lagi menunjukkan data terbesar.

Carilah data komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin berdasarkan hasil

sensus penduduk tahun 1980 dan 1990! Gambarkanlah piramida penduduknya, dan

bandingkan dengan pola piramida penduduk tahun 2000! Apa yang dapat kalian

simpulkan?

Rasio Jenis Kelamin dan Rasio Beban

Ketergantungan D.

1. Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan angka perbandingan

antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk

perempuan di suatu daerah. Penyajian data mengenai sex ratio dapat

ditampilkan secara umum (tanpa melihat kelompok umur) atau juga

dapat didasarkan kelompok umur tertentu. Rasio jenis kelamin

dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut ini.

52 Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

SR = MF

× 100

SR = Sex Ratio atau rasio jenis kelamin

M = Male atau jumlah penduduk laki-laki

F = Female atau jumlah penduduk perempuan

Perhatikan contoh berikut!

Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000, diketahui jumlah

penduduk laki-laki Indonesia sebanyak 101.641.570 dan jumlah

penduduk perempuan sejumlah 101.814.435. Berapa sex ratio-nya?

Jawab: SR = MF

× 100 = 101.641.570

101.814.435 × 100 = 99,83

Artinya, pada tahun 2000 setiap 100 penduduk perempuan di

Indonesia terdapat 99,83 penduduk laki-laki. Jika perhitungan ini

didasarkan pada kelompok umur tertentu, maka rumusnya menjadi:

SRi = i

1

MF

× 100

SRi = Sex Ratio atau rasio jenis kelamin umur tertentu

Mi = Male atau jumlah penduduk laki-laki umur tertentu

Fi = Female atau jumlah penduduk perempuan umur tertentu

Perhatikan contoh berikut!

Pada tahun 1995, jumlah penduduk laki-laki berumur 10 - 14 tahun

di Indonesia berjumlah 11.201.588 orang, sedangkan jumlah penduduk

perempuan sebesar 10.617.694 orang. Berapakah sex ratio-nya?

Jawab: SR(10 – 14) = i

1

MF

× 100

SR(10 – 14) = (10 - 14)

(10 - 14)

M

F × 100 = 11.201.588

10.617.694 × 100 = 105,55

Artinya, pada tahun 1995 setiap 100 penduduk perempuan di

Indonesia terdapat 105,5 penduduk laki-laki berumur 10 - 14 tahun.

2. Rasio Beban Ketergantungan

Rasio beban ketergantungan (dependency ratio) adalah

perbandingan antara jumlah penduduk yang belum produktif (usia

<> 64 tahun) dengan jumlah

penduduk produktif (usia 14 - 64 tahun).

Rasio beban ketergantungan dapat dirumuskan berikut ini.

DR =

(Penduduk belum produktif) + (Penduduk tidak produktif)

(Jumlah penduduk usia produktif) × 100

Perhatikan contoh berikut!

Berdasarkan Tabel 2.7, diketahui jumlah penduduk usia

produktif sebanyak 133.057.300 jumlah penduduk belum produktif

sebanyak 63.205.600 dan penduduk yang tidak produktif sebanyak

9.580.100. Berapa rasio beban ketergantungannya?

Bab 2 Dinamika Penduduk 53

Jawab:

DR =

(Penduduk belum produktif) + (Penduduk tidak produktif)

(Jumlah penduduk usia produktif) × 100

= 63.205.600 + 9.580.100

133.057.300 × 100

= 72.785.700

133.057.300 × 100

= 54,70 55

Artinya, setiap 100 orang penduduk produktif menanggung

beban hidup sebanyak 55 orang yang belum atau tidak produktif.

Jelaskan arti pentingnya angka perbandingan jenis kelamin! Mengapa angka

ketergantungan dapat memengaruhi proses pembangunan? Diskusikan dengan

kelompok belajar kalian dan paparkan hasilnya dalam diskusi kelas!

E. Jenis-Jenis Migrasi dan Faktor Penyebabnya

Migrasi adalah perpindahan penduduk antardaerah dengan

melintasi batas administrasi tertentu, baik untuk tinggal sementara

ataupun menetap. Migrasi yang dilakukan untuk menetap dapat

memengaruhi perubahan jumlah penduduk suatu daerah.

Berdasarkan jangkauan kepindahannya, migrasi dapat dibedakan

menjadi migrasi lokal atau nasional dan migrasi internasional.

1. Migrasi Lokal/Nasional

Migrasi lokal/nasional adalah perpindahan penduduk dari

suatu daerah ke daerah lain dalam satu negara. Bentuk-bentuk

migrasi lokal dapat dibedakan, menjadi berikut ini.

a. Sirkulasi

Sirkulasi merupakan bentuk perpindahan

penduduk tidak menetap, namun ada juga

yang menetap atau tinggal untuk sementara

waktu di daerah tujuan. Berdasarkan intensitas

waktunya, sirkulasi dapat dibedakan menjadi

sirkulasi harian, mingguan, atau bulanan.

1) Sirkulasi harian adalah perpindahan

penduduk dari suatu daerah ke daerah

lain yang dilakukan pada pagi hari dan

kembali pada sore atau malam harinya

(ulang-alik tanpa menginap). Pelaku

sirkulasi ulang-alik ini disebut dengan

penglaju atau komuter.

b. Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota

dalam satu pulau. Urbanisasi pada umumnya bersifat menetap,

sehingga dapat memengaruhi jumlah penduduk kota yang dituju

ataupun jumlah penduduk di desa yang ditinggalkan. Terjadinya

urbanisasi dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penarik,

berikut ini.

Faktor pendorong:

1) kurang bervariasinya peluang kerja dan

kesempatan berusaha, khususnya di luar

sektor pertanian;

2) semakin sempitnya lahan pertanian;

3) rendahnya upah tenaga kerja;

4) keterbatasan sarana dan prasarana sosial;

5) adanya perasaan lebih terpandang bila

dapat bekerja di kota; serta

6) merasa tidak cocok lagi dengan pola

kehidupan di desa.

Faktor penarik:

1) lebih bervariasinya peluang kerja dan

kesempatan berusaha di kota;

2) upah tenaga kerja di kota relatif lebih besar; serta

3) ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang kompleks.

2) Sirkulasi mingguan adalah perpindahan penduduk dari suatu

daerah ke daerah lain pada awal pekan dan akan kembali pada

akhir pekan (ulang-alik dengan menginap).

3) Sirkulasi bulanan adalah perpindahan penduduk dari suatu

daerah ke daerah lain yang dilakukan sebulan sekali. Sirkulasi

bulanan terjadi jika jarak tempuh antardaerah relatif jauh,

sehingga dianggap tidak efektif (baik dari segi waktu atau

biaya) untuk melakukan sirkulasi harian atau mingguan.

c . Ruralisasi

Ruralisasi adalah kebalikan dari urbanisasi, yaitu perpindahan

penduduk dari kota ke desa. Ruralisasi pada umumnya banyak

dilakukan oleh mereka yang dulu pernah melakukan urbanisasi,

namun banyak juga pelaku ruralisasi yang merupakan orang kota

asli. Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya ruralisasi dibedakan

menjadi faktor pendorong dan faktor penarik berikut ini.

Faktor pendorong:

1) kejenuhan tinggal di kota;

2) harga lahan di kota semakin mahal sehingga tidak terjangkau;

3) keinginan untuk memajukan desa atau daerah asalnya; serta

4) merasa tidak mampu lagi mengikuti dinamika kehidupan di kota.

Faktor penarik:

1) harga lahan di pedesaan relatif masih murah;

2) pola kehidupan masyarakatnya lebih sederhana;

3) suasana lebih tenang, sehingga cocok untuk penduduk usia

tua dalam menjalani masa pensiun; serta

4) adanya perasaan keterkaitan dengan daerah asal atau

kenangan masa kecil.

d. Transmigrasi

Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari daerah atau

pulau yang padat penduduknya ke daerah (pulau) yang berpenduduk

jarang. Pelaku transmigrasi disebut dengan transmigran.

Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi dapat dibedakan,

menjadi berikut ini.

1) Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang dilakukan melalui

program pemerintah. Biaya transmigrasi ditanggung

pemerintah, termasuk penyediaan lahan pertanian dan biaya

hidup untuk beberapa bulan.

2) Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang dilakukan atas

kesadaran dan biaya sendiri (swakarsa).

3) Transmigrasi sektoral, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung

bersama antara pemerintah daerah asal dan

pemerintah daerah tujuan transmigrasi.

4) Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi

yang dilakukan terhadap satu desa atau

daerah secara bersama-sama. Transmigrasi

ini dilakukan karena beberapa

faktor, antara lain:

a) daerah asal terkena pembangunan

proyek pemerintah, misalnya pembangunan

waduk yang luas; atau

b) daerah asal merupakan kawasan

bencana, sehingga masyarakat yang

ada di dalamnya harus dipindahkan.

2. Migrasi Internasional

Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk antarnegara.

Migrasi internasional terjadi karena beberapa hal, antara lain,

karena terjadi peperangan, bencana alam, atau untuk mencari

kehidupan yang lebih baik. Migrasi internasional dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu imigrasi dan emigrasi.

a. Imigrasi adalah masuknya penduduk dari luar

negeri ke dalam negeri untuk tujuan menetap.

Pelaku imigrasi disebut dengan imigran.

b. Emigrasi yaitu perpindahan penduduk dari dalam

negeri ke luar negeri untuk tujuan menetap.

Pelaku emigrasi disebut dengan emigran.

Terjadinya migrasi penduduk dari

suatu daerah ke daerah yang lain

dikarenakan daerah yang dituju

memiliki kelebihan tertentu seperti

tingkat ekonomi, kehidupan sosial

dan situasi politik yang lebih baik.

Dampak-Dampak Migrasi dan Upaya

Penanggulangannya F.

Pernahkah kalian mendengar istilah imigran atau emigran gelap? Carilah makna kata

tersebut, persiapkan diri kalian jika sewaktu-waktu bapak/ibu guru menunjuk kalian

untuk menguraikannya secara lisan!

1. Sirkulasi

a. Dampak Positif Sirkulasi

1) Terjadi penyerapan tenaga kerja dari luar daerah.

2) Memperoleh tenaga kerja dengan upah yang relatif lebih murah.

3) Adanya arus para penglaju dapat meningkatkan sarana dan

prasarana transportasi.

4) Terjadi pemerataan pendapatan.

b. Dampak Negatif Sirkulasi

1) Menimbulkan kenaikan volume lalu lintas dan angkutan

pada jam-jam atau hari-hari tertentu, misalnya di pagi dan

sore hari atau pada awal pekan dan akhir pekan.

2) Mengurangi peluang kerja bagi masyarakat atau penduduk

asli.

3) Beban kota atau daerah yang didatangi semakin berat karena

terjadinya kenaikan jumlah penduduk (khususnya di siang

hari) sehingga kota atau daerah tersebut terasa lebih padat.

2. Urbanisasi

a. Dampak Positif Urbanisasi

1) Mengurangi angka pengangguran di daerah pedesaan.

2) Masyarakat desa yang bekerja di kota dapat meningkatkan

kesejahteraan keluarganya.

3) Para pelaku urbanisasi dapat menularkan

pengalaman kerjanya di desa, misalnya dengan

membuka usaha sendiri di desanya.

b. Dampak Negatif Urbanisasi

1) Desa kehilangan tenaga kerja, khususnya

generasi muda sebagai tenaga penggerak

pembangunan.

2) Peluang kerja di kota menjadi semakin sempit

karena sebagian telah diisi oleh tenaga kerja

dari luar daerah.

3) Merebaknya kawasan-kawasan kumuh di kota.

4) Meningkatkan kesenjangan sosial masyarakat kota.

5) Merebaknya sektor-sektor informal, seperti PKL, yang

dapat mengurangi keindahan kota.

6) Peningkatan jumlah penduduk di kota menuntut penyediaan

sarana dan prasarana sosial.

7) Meningkatkan angka kriminalitas di kota karena dampak

pengangguran.

3. Transmigrasi

a. Dampak Positif Transmigrasi

1) Memeratakan kepadatan penduduk.

2) Meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan masyarakat.

3) Merangsang pembangunan di daerah baru.

4) Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa melalui pembauran

antarsuku bangsa.

b. Dampak Negatif Transmigrasi

1) Berkurangnya areal hutan untuk lahan permukiman.

2) Terganggunya habitat hewan liar di daerah tujuan transmigrasi.

3) Pada beberapa kasus, pelaksanaan transmigrasi terkadang

menimbulkan kecemburuan sosial antara penduduk asli

dengan para pendatang.

Untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif dari berbagai jenis

migrasi tersebut, pemerintah mengambil langkah-langkah, berikut ini.

1. Merealisasikan pemerataan pembangunan antardaerah, sehingga

kesenjangan pembangunan dapat dikurangi.

2. Melaksanakan program-program pembangunan desa, seperti

pelaksanaan IDT (Inpres Desa Tertinggal) dan program Bangga

Suka Desa, sehingga dapat lebih mengoptimalkan pembangunan

desa.

3. Meningkatkan hasil-hasil pertanian melalui intensifikasi pertanian

ataupun ekstensifikasi pertanian.

4. Merangsang kegiatan industri di pinggiran kota atau dekat

dengan kawasan pedesaan, sehingga dapat menyerap lebih

banyak tenaga kerja.

5. Melakukan kebijakan “kota tertutup”, yaitu larangan bagi

penduduk (khususnya penduduk pendatang) yang tidak memiliki

KTP atau pekerjaan tetap untuk tinggal di kota yang dituju.

6. Melaksanakan pembangunan terpadu antardaerah dalam satu

kawasan, misalnya antara Jakarta dengan Tangerang, Bekasi,

Depok dan Bogor sehingga pusat pertumbuhan tidak hanya

memusat di Jakarta.

Diskusikan dengan kelompok belajar kalian tentang dampak positif dan dampak negatif

dari migrasi internasional! Buatlah sebuah resume tentang hasil diskusi kalian!

Kemudian serahkan kepada bapak/ibu guru untuk mendapatkan penilaian!

* Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dialami oleh setiap

negara di dunia, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi masalah

yang berkaitan dengan kuantitas penduduk dan masalah yang berkaitan

dengan kualitas penduduk.

* Data tentang kependudukan dapat diperoleh dengan melalui metode sensus

penduduk, registrasi penduduk, dan survai penduduk.

* Masalah-masalah kependudukan di Indonesia yang berkaitan dengan kuantitas

penduduk antara lain jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan penduduk

yang tinggi, serta kepadatan dan persebaran penduduk yang tidak merata.

* Masalah-masalah kependudukan di Indonesia yang berkaitan dengan kualitas

penduduk meliputi masalah pendidikan, masalah kesehatan, dan tingkat

pendapatan perkapita yang masih rendah.

* Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi pertumbuhan penduduk

alami, pertumbuhan penduduk migrasi, dan pertumbuhan penduduk total.

Sementara faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan penduduk meliputi

faktor demografi (kelahiran, kematian dan migrasi) serta faktor nondemografi

(kesehatan dan tingkat pendidikan).

* Piramida penduduk adalah suatu jenis grafik balok tentang komposisi

penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu. Berdasarkan

bentuknya piramida penduduk dibedakan menjadi piramida penduduk

ekspansif, konstruktif, dan stasioner.

* Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan angka perbandingan antara jumlah lakilaki

dengan jumlah penduduk perempuan di suatu wilayah. Sementara beban

ketergantungan (dependency ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk

yang belum dan tidak produktif dengan jumlah penduduk yang produktif.

* Migrasi adalah perpindahan penduduk antardaerah yang melintasi batas

administrasi tertentu, baik untuk tinggal sementara atau pun menetap. Migrasi

dibedakan menjadi migrasi nasional yang meliputi sirkulasi, urbanisasi, rulalisasi,

transmigrasi, serta migrasi internasional yang meliputi imigrasi dan emigrasi.

Renungkanlah!

Permasalahan kependudukan di Indonesia sangatlah kompleks baik masalahmasalah

yang berkaitan dengan kuantitas penduduk maupun masalah-masalah yang

berkaitan dengan kualitas penduduk. Sejauh ini pemerintah kita sudah ber-upaya

untuk mengatasi berbagai masalah tersebut meskipun belum sepenuhnya berhasil

dengan maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut kita sebagai generasi muda yang

merupakan bagian dari penduduk Indonesia hendaknya terus mengasah diri dan

terus belajar meningkatkan serta mengembangkan potensi diri agar kelak tidak

menjadi beban negara tetapi dapat menjadi bagian dari sumber daya manusia yang

berkualitas yang mampu menjadi motor penggerak pembangunan.

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Made adalah orang Bali asli, sudah dua tahun ia kuliah di Universitas Indonesia

(UI) Jakarta. Pada waktu pelaksanaan sensus ternyata Made ikut disensus

di Jakarta. Pelaksanaan sensus seperti itu disebut ... .

a. convasser c. de jure

b. house holder d. de facto

2. Faktor-faktor yang memengaruhi dinamika penduduk adalah ... .

a. migrasi, pendapatan, dan pertumbuhan penduduk

b. jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, dan migrasi

c. kelahiran, migrasi, dan keluarga berencana

d. kelahiran, kematian, dan migrasi

3. Pendataan penduduk terhadap daerah tertentu untuk mendapatkan data

tentang sifat dan perilaku penduduk yang dilakukan dengan sistem sampel

atau dalam bentuk studi kasus disebut ... .

a. sensus penduduk c. regritasi penduduk

b. pendataan penduduk d. survei penduduk

4. Transmigrasi dilakukan untuk tujuan-tujuan berikut, kecuali ... .

a. menyeragamkan akar budaya daerah tertentu

b. meningkatkan kesejahteraan penduduk

c. meratakan jumlah penduduk

d. memperkukuh ketahanan nasional

5. Elemen-elemen pembentuk piramida penduduk adalah ... .

a. jumlah penduduk dan pendapatan perkapita

b. kelompok umur dan beban ketergantungan

c. jenis kelamin dan mata pencaharian

d. kelompok umur dan jenis kelamin

6. Berikut adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam

upaya mengatasi masalah jumlah penduduk, kecuali ... .

a. mencanangkan program KB

b. menetapkan batas usia nikah yang diatur dalam undang-undang

c. membatasi tunjangan anak bagi PNS/ABRI

d. membangun berbagai sarana kesehatan

7. Rendahnya tingkat kesehatan penduduk di Indonesia dapat terlihat dari

beberapa indikator berikut ini, kecuali ... .

a. angka kematian bayi yang tinggi

b. angka harapan hidup yang rendah

c. banyaknya anak-anak gizi buruk

d. angka harapan hidup yang tinggi

8. Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah ... .

a. penduduk tidak produktif dengan penduduk produktif

b. penduduk belum produktif dengan penduduk produktif

c. penduduk belum dan tidak produktif dengan penduduk produktif

d. penduduk produktif dan belum produktif dengan penduduk tidak

produktif

9. Pelaksanaan transmigrasi yang diharapkan pemerintah karena menggunakan

biaya sendiri oleh para transmigran adalah ... .

a. transmigrasi umum c. transmigrasi spontan

b. transmigrasi sektoral d. transmigrasi bedol desa

10. Penundaan usia pernikahan yang dilakukan oleh seseorang karena alasan

ekonomi, menempuh pendidikan ataupun karir secara tidak langsung dapat

memengaruhi pertumbuhan penduduk, karena hal tersebut termasuk faktor

.... .

a. antinatalitas c. antimortalitas

b. pronatalitas d. promortalitas

11. Metode sensus yang paling tepat digunakan untuk melakukan pencatatan

di daerah yang mayoritas penduduknya memiliki tingkat pendidikan yang

rendah adalah sensus ... .

a. house holder c. de facto

b. canvaser d. de jure

12. Berikut ini yang bukan termasuk dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan

dari jumlah penduduk yang besar adalah ... .

a. meningkatnya angka kriminalitas

b. meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial

c. semakin sempitnya lapangan kerja

d. meningkatnya pendapatan negara dari sektor pajak

13. Upaya-upaya pemerintah berikut ini yang paling tepat untuk mengatasi

masalah persebaran penduduk yang tidak merata di Indonesia adalah ... .

a. mencanangkan program KB

b. meningkatkan pelayanan kesehatan

c. melaksanakan program transmigrasi

d. menggalakkan program wajar 9 tahun

14. Gambar di samping merupakan

piramida tipe ... .

a. konstruktif

b. stasioner

c. ekspansif

d. konvensional

15. Kurang bervariasinya peluang kerja dan kesempatan berusaha di desa

merupakan ... .

a. faktor penarik urbanisasi c. faktor penarik ruralisasi

b. faktor pendorong urbanisasi d. faktor pendorong ruralisasi

16. Kondisi penduduk yang dicirikan dengan kelahiran dengan kematian relatif

seimbang, kelompok penduduk muda memiliki proporsi yang sama dengan

kelompok penduduk dewasa, maka akan digambarkan dengan piramida

penduduk berbentuk ... .

a. konstruktif c. ekspansif

b. stasioner d. konvensional

17. Jenis-jenis migrasi berikut berpengaruh terhadap perubahan jumlah penduduk

suatu daerah, kecuali ... .

a. urbanisasi c. ruralisasi

b. transmigrasi d. sirkulasi

18. Merebaknya berbagai sektor informal dan munculnya slum area di daerah

perkotaan merupakan salah satu dampak negatif dari ... .

a. sirkulasi penduduk c. transmigrasi

b. urbanisasi d. emigrasi

19. Apabila diketahui angka sex ratio daerah X adalah 90, maka dapat disimpulkan

bahwa ... .

a. jumlah laki-laki di daerah X lebih banyak daripada wanitanya

b. di daerah X setiap 100 laki-laki terdapat wanita sebanyak 90

c. jumlah wanita di daerah X lebih sedikit daripada jumlah laki-lakinya

d. di daerah X setiap 100 wanita terdapat laki-laki sebanyak 90

20. Pak Nababan adalah orang Sumatra Utara asli, namun sudah tiga tahun ia

dan keluarganya tinggal dan menetap di Amerika Serikat. Di tinjau dari

negara asalnya, Pak Nababan telah melakukan ... .

a. imigrasi c. emigrasi

b. emigrasi d. remigrasi

B. Kerjakan soal-soal berikut!

1. Mengapa dalam sebuah negara perlu dilakukan sensus penduduk? Apa

kegunaan data hasil sensus bagi pemerintah?

2. Coba carilah data jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin di

daerah kalian masing-masing, lalu buatlah bentuk piramidanya!

3. Sebutkan faktor-faktor penghambat kelahiran!

4. Apa yang dimaksud dengan angka usia harapan hidup?

5. Sebutkan dampak positif dan dampak negatif transmigrasi!

6. Sebutkan faktor pendorong dan faktor penarik timbulnya urbanisasi!

7. Jika diketahui jumlah penduduk usia produktif sebanyak 855.000 sedangkan

jumlah penduduk belum produktif sebanyak 175.000 dan penduduk yang

tidak produktif sebanyak 85.000. Berapa rasio beban ketergantungannya?

8. Sebutkan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi

dampak ledakan penduduk di bidang kependudukan dan ketenagakerjaan!

9. Apa yang dimaksud transmigrasi bedol desa? Mengapa dapat terjadi?

10. Mengapa kepadatan penduduk Indonesia dikatakan tidak seimbang? Jelaskan

menurut pendapat kalian!

***

Sumber :

http://www.edu2000.org/portal/

Senin, 22 September 2008

Tidak ada komentar: